Jadi Pengurus Organisasi Juga ~ sebuah blog yang tahu diri

Selasa, Desember 18, 2007

Jadi Pengurus Organisasi Juga

Photobucket
''Pakai dasi dah dari subuh. Tampil di panggung, tak sampai satu menit. Nunggunya aja yang lama. Dasar pejabat. Besok..besok...kalau bikin acara tak usah lagi undang pejabat.''

Dah lupa saya, siapa yang becakap seperti di atas. Adakah diri saya, atau teman-teman pengurus lain dari Serikat Penerbit Surakatkabar (SPS) Cabang Provinsi Kepri yang dilantik tadi siang di Hotel Goodway, Batam. Hmm...saya di situ jadi Bendahara. Ketua-nya, bos saya di Batam, Marganas Nainggolan.

''Bendahara posisi mantap. Paling diminati orang, dan juga paling dicari orang. Untuk bayar semua tagihan,'' kata Hoesnizar Hood, seniman Kepri yang juga Ketua Partai Demokrat Tanjungpinang, berbisik ke saya saat sudah kembali ke kursi.

Ya itulah. Baru kali ini saya jadi pengurus sebuah organisasi, dalam posisi yang ''wah keren''. Dulu (tak ingat lagi tahun berapa), pernah jadi pengurus PSPS (Persatuan Sepakbola Pekanbaru dan Sekitarnya). Biasalah, diletakkan jadi humas, karena saat itu saya reporter olahraga Riau Pos. Juga selanjutnya jadi Humas PSSI Riau. Dan kemudian di Batam, jadi wakil ketua perkumpulan kampung saya (he..he..lupa pula namanya).

Yang pakai pelantikan, ya, saat jadi pengurus PSSI Riau itu. Zaman Agum Gumelar atau siapa ya, Ketua PSSI Pusatnya, lupa pula. Dan terakhir, ya, siang tadi, juga pakai pelantikan. Tapi bukan Ketua Umum SPS Pusat, Dahlan Iskan yang lantik tapi ketua hariannya. Padahal, Dahlan ada di situ. Beliau juga tanpa berpidato sambutan. Begitulah gaya dia.

Tapi kali inilah yang memang berkesan. Karena, bisa jadi ini organisasi serius yang harus saya jalani serius tugasnya. Juga teringat pantunnya Dahlan Iskan, yang kalimat ujung-ujungnya, ''kalau kerja jangan setengah-setengah...''


NB: Sesudah acara pelantikan, Dahlan Iskan membedah isi bukunya, Ganti Hati. Menarik apa yang dikemukakan beliau. Sepertinya tak ada yang merubah dari tindak tanduk dan ucapannya setelah berganti liver (alias hati itu). Bahkan saat saya mau antar menunjukkan tempat toilet pun tak mau. Masih seperti dulu, tak mau bikin repot orang untuk disambut bak pejabat. Tapi saya cukup senang. Bila yang lain (selain istrinya yang hanya boleh bersentuh), saya tadi disentuhnya. Pundak saya ditepuk-tepuk, agar jangan mengantarnya ke toilet (Dahlan tak boleh bersentuhan kulit dengan orang lain, agar jangan tertular virus). Pundak saya tadi berlapiskan blazer jadi belum bersentuh kulit juga...he..he..

NB: Baca resensi Ganti Hati, klik ini

NB: Acara pelantikan dihadiri oleh Wakil Gubernur Kepri HM Sani sekaligus membuka Lokakarya Manajemen Pers. Rencananya dihadiri Gubernur Ismeth Abdullah. Pak Ismeth tak datang karena ada acara di Jakarta, tapi Pak Sani lambat datang satu jam, karena membuka acara Hari Ibu. He...he...

NB: Foto diambil dari blognya mas Febry (Pemred Tribun Batam) karena hanya di foto inilah wajah saya kelihatan (ketiga dari kiri). Foto teman-teman Posmetro dan Batam Pos, tak ada terlihat wajah saya. Moment ini hanya sekilas. Tapi lumayan untuk kenangan.

2 komentar:

. mengatakan...

Tugas berat kita adalah bagaimana membuat acara yang tetap besar walaupun tidak dihadiri pejabat.

Selama ini kalau pejabat tak hadir acaranya tak besar.

Salam kenal.

http://kunaifi.wordpress.com

ade adran syahlan mengatakan...

to Kunaifi: betul juga...hmm...