Ya, apalagi yang mau dicari? Rasanya seperti itu kesan yang saya tanggap, dari beberapa teman lama yang berjumpa belakangan ini. ''Kan abang sudah mapan. Apalagi yang mau dicari?''
Berdebat soal mapan ini, rasanya bisa panjang. Tapi ya syukurlah, bila teman tersebut menganggap saya mapan. Dan dia pun makin ''menggoyang'' ketika saya sudah ada pula ide-ide baru untuk bisnis. Meski dia tahu, bisnis-bisnis pribadi yang coba saya bangung, sudah pada berjatuhan. He..he...
Tapi kadang kalau dipikirkan, emang betul juga, apalagi yang dicari? Masih bisa pulang kantor sorean (persis seperti orang kantoran). Lalu bisa agak malas-malas ke kantor, dan keliling kota Batam dengan alasan melihat pengecer koran. Atau malah, bisa tak masuk kantor sama sekali, walau dengan alasan bawa anak ke dokter, padahal jumpa dokternya hanya sebentar.
Karenanya, saya pun terkadang cepat sadar, ketika jumpa teman chating, yang ''ngiler'' mendengar saya bisa pulang ke rumah untuk makan siang, lalu sesudah itu balik ke kantor lagi. Atau malah, nikmat juga menikmati tayangan Liga Inggris di ESPN, padahal banyak orang tak bisa melihatnya meskipun sudah pakai Indovision. Saya malah menikmatinya tanpa pakai Astro, tapi ada tv kabel yang dikelola tetangga dan dibayar Rp55.000 per bulan. Karena itu pula, sayang rasanya harus keluar rumah di malam hari, hanya karena ada yang ngajak futsal atau malah pertemuan bisnis. Sayang, sudah bayar, kok gak bisa menikmati televisi?
Nah, soal menikmati inilah, terkadang saya berbeda persepsi dengan istri. Sudah bayar Rp55.000 per bulan, eh, dia dan dua gadis kecil saya malah lebih suka nonton RCTI sepanjang malam. ''Kalau hanya nonton RCTI, mendingan kita tak usah pakai tv kabel.'' Itu gerutu saya. Untunglah, tayangan sinetron Soleha dan Cahaya sudah habis. Sedangkan Candy, istri saya kurang suka.
Karenanya, meski istri lagi asyik, ''menggoda'' saya dengan kalimat ini ''kapan ya, punya tv layar datar...'', saya berusaha tak ikut tergoda. Mau datar atau tidak, eh, istri saya saja jarang nonton tv kecuali malam hari. Saya setuju tv diganti, bila harga yang layar datarnya bisa di bawah dua jutaan. He..he...
Akhirnya, saya punya kesimpulan sendiri, yang saya cari sebenarnya, ''saat menikmati''. Menikmati nonton televisi di rumah dengan acara yang disenangi (saya suka Liga Indonesia, kadang pulang cepat ke rumah, karena ingin nonton itu). Menikmati membawa mobil, dan bisa ke mana saja (saya sudah berani bawa mobil sendiri tapi yang otomatis. Mau belajar yang manual. Jadi, ketika di Pekanbaru atau Kisaran, bisa bawa mobil di sana yang lebih banyak manual). Lalu menikmati makanan apa saja tanpa takut dihalangi kolesterol atau kebanyakan karbohidrat agar terhindar dari penyakit.
Itu di atas, dua kenikmatan jasmani yang utama. Tapi tentu saya juga harus sadar, bagaimana menikmati beribadah. Maaf, ibadah saya selalu terkesan dinikmati terburu-buru, terutama solat. Hm....
NB: Maaf, harus disudahi postingannya. Saya mau menikmati nasi bungkus. Tadi saya pesan minta dibelikan dengan lauk telur dadar. Ternyata, telur dadar sudah habis dan diganti dengan gulai ikan salai. Hm...bisa diprotes istri nih nanti (banyak kolesterol). Hm...saya akan jawab, mengapa hari ini disuruh makan di luar...ha..ha...
Kamis, Desember 27, 2007
Apa Lagi yang Mau Dicari?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar