Tebakan dengan Taruhan Jabatan ~ sebuah blog yang tahu diri

Kamis, April 17, 2008

Tebakan dengan Taruhan Jabatan

Dasar! Sudah tahu saya nebak ''kebetulan benar'' Pilkada Sumut, eh, ada yang ngajak nebak hal lain lagi. Sekarang, menebak, yang taruhannya jabatan saya. Ya, ogah dong.

Kalau soal tebak menebak, sudah jadi hal biasa bagi saya. Apalagi sejak terjun di dunia jurnalistik tahun 1992 dan saya langsung Special One (mirip judul album Yovie and Nuno ya?) ke liputan olahraga. Malah, fokus pula ke sepakbola. Makanya, kini blog bola saya mulai mendapatkan tempat di hati para petaruh yang berada di luar negeri sana. Mengapa tak dari dulu bikin blog bola ya?

Tapi kalau menebak, seperti apa orang akan memberlakukan diri saya -- utamanya dalam bisnis-- justru saya sering salah. Sudah banyak, saya salah pilih teman bisnis (usaha sampingan, belajar enterpreneur). Ada dibohongi karyawan. Ada juga ''diakali'' mitra. Tapi untuk yang satu ini, saya juga bersyukur, karena tetap punya niat berusaha. ''Kamu itu memang orang yang senang ditipu. Tapi kamu orang yang selalu beruntung. Ada saja dewa penolongnya,'' kata Putri Wong Kamfu pada saya sekitar tahun 2000. Si Putri ini adalah peramal modern.

Apa yang disampaikan si Putri itu banyak benarnya. Jadi, ketika saya ''diakali'' tadi, ada saja kemudian bala bantuan dari Tuhan. Yang tak pernah saya kira-kira, dan datangnya pun selalu tepat waktu, kalau tidak mau dikatakan nyaris melampaui deadline.

Tapi (maaf, kebanyakan kata tapi), jika untuk perusahaan orang lain, seperti yang sekarang saya lakoni, saya malah bisa tahu, siapa saja karyawan yang akan ''mengakali''. Atau malah yang ''menusuk'' saya dari belakang. Bahkan, saya bisa tahu, sampai kapan karyawan itu akan bertahan bekerja, dan kemudian minta berhenti, tapi ternyata pindah ke perusahaan lain.

Namun, tetap saja saya manusia, ada yang tak saya sangka-sangka negatifnya, wuih...perbuatannya malah lebih negatif dari yang akan saya perkirakan pada orang lain.

Mengapa dibiarkan karyawan negatif tetap bekerja dalam lingkupan saya? Moga-moga Anda bertanya begitu. Bagi saya, manusia itu pantas diberi kesempatan kedua. Bahkan, ada karyawan (ini di perusahaan tempat saya bekerja ya), yang seharusnya layak dipecat, tapi atas berbagai pertimbangan tak jadi. Kini malah berprestasi bagus, hingga dipromosikan pula ke perusahaan lain satu grup. Ya, meski karyawan itu pun, tak akan pernah ingat lagi, ''kesempatan kedua'' yang dikasih, tapi saya tetap bangga sendiri. Apalagi bila ingat pesan si bos Rida K Liamsi. ''Pimpinan yang baik itu, bila dikasih batu bisa jadi mutiara. Kalau langsung dikasih mutiara, tak perlu jadi pimpinan lagi. Anak kecil juga bisa...''

Tidak ada komentar: