Tak Bertemu Bos, Tapi Tahu Pikirannya ~ sebuah blog yang tahu diri

Jumat, April 11, 2008

Tak Bertemu Bos, Tapi Tahu Pikirannya

Photobucket
Teknologi telah membuat mudah. Pagi ini sekitar jam 9.30 WIB, saya harusnya ikut rapat dengan bos (yang telah ''mengambil'' saya sejak mahasiswa untuk bekerja di perusahaannya hingga saat ini). Tak jadi, karena beliau harus kembali ke Pekanbaru segera. Tapi saya sudah dapat jalan pikirannya pagi ini, karena baca kegiatannya di Batam Pos.

Teknologi juga telah memberikan kemudahan bagi saya, untuk tahu apa yang dikerjakan big bos besar grup perusahaan kami. Saat saya klik www.jawapos.com, maka saya tahu, prediksi beliau tentang perekonomian Indonesia yang mulai diterpa krisis lagi.

Bos pertama, tentu saja Rida K Liamsi. Dalam laporan di Batam Pos hari ini, dia baru saja mempresentasikan tentang pembentukan BUMD untuk kampung halamannya, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Ini pantas, karena beliau sendiri telah dipercaya Pemprov Riau sebagai Direktur Utama PT Pengembangan Investasi Riau (PIR), semacam perusahaan daerah di Riau daratan sana.

Yang big bos, tentu saja Dahlan Iskan. Beliau pasti tak kenal nama saya. Tapi mungkin ingat-ingat sedikit, bahwa saya adalah salah satu ''bawahannya''. Apalagi saya selalu mewakili perusahaan, ketika dapat penghargaan. Baik sebagai perusahaan yang hari piutang korannya terpendek se-Jawa Pos Grup, maupun sebagai perusahaan yang cepat meroket dan pemimpinnya muda (ini saya dikasih 100 yuan. saat itu beliau mulai hobi ke Cina sekitar 2003).

Apa kata Dahlan? Dunia usaha di dalam negeri tak perlu cemas. Melambatnya pertumbuhan ekonomi global akibat krisis finansial di AS dan tingginya harga minyak dunia, tak akan menyeret negeri ini ke jurang krisis. Namun ada satu syarat, ciptakan stabilitas.

Nah, dari kedua bos itu, saya tentu berpunya pikiran, berarti Lingga saja yang kabupaten baru berpotenti, apalagi keseluruhan Kepri. Dan makin semangat juga untuk tetap yakin, bahwa Indonesia tak akan terlalu goncang lagi menghadapi krisis seperti tahun 97-98.

Tapi realita yang terjadi di lapangan bagaimana? Ketika pagi tadi saat keluar rumah pukul 7.30 WIB, di sebuah pangkalan minyak, jerigen-jerigen sudah banyak diantri pemiliknya? Atau malah, ketika baca koran, sosialisasi ''penjatahan BBM'', yang berarti Batam akan duluan jadi percontohan?

Hmm...sudahlah, mari saya tunggu saja. Insya Allah tetap dengan nada optimisme.

Tidak ada komentar: