Kalah dan Menang ~ sebuah blog yang tahu diri

Senin, Mei 29, 2006

Kalah dan Menang

‘’Perlu tuah satu psngn lg berkunjung ke batampos. Baru bisa rebut kemenangan ketiga.” Saya tersenyum geli baca SMS ini, Rabu (25/5). Dua kali kemenangan tim sepak bola Batam Pos di hari yang sama, Minggu (22/5) – pagi hari menang atas PKS, malamnya menggasak Panasonic — tak berhasil diulang dua hari berikutnya ketika jumpa Irbia. Kami terhempas di pertandingan resmi sepakbola indoor (futsal), dalam cucuran penyesalan yang dalam. Jangankan berusaha untuk menang dengan golden goal lagi, menyamakan kedudukan saja sulit. Kalah 5-8 pun diratapi.

‘’Saya begadang semalam bang.” Pahlawan kemenangan kami di partai sebelumnya, membuka kartunya. ‘’Saya yang harus kiper dan sejak awal main pertama.” Motor tim ini pula yang menyesal. Kami pulang malam itu, dengan kepala tertunduk.

Dini harinya, sebagian dari kami merasakan kepedihan yang menerpa AC Milan. Paolo Maldini dkk dirajah hatinya oleh tiga gol spektakuler Liverpool. Hanya dalam enam menit, keunggulan 3-0 berubah jadi 3-3 dan memaksa adu penalti. Pemain Inggris yang biasanya takut dengan drama ini, seperti mendapat angin segar setelah lama terkubur dalam 45 menit pertama.

‘’Kire2 siape menang dini hari nanti. The Red’s atau Milan. Bos pegang klub mane?” Tentu saja untuk jawaban SMS dari Karimun ini, saya jadi bangga, karena pegang Liverpool. Alasannya sederhana, tersebab banyak yang jagokan Milan, dah Liverpool aja. Padahal, saat Milan sudah unggul 3-0 di babak pertama, saya matikan TV dan tidur. Saya sudah punya kesimpulan, sama nasib Liverpool dengan tim Batam Pos, sudah susah menyamakan kedudukan. Baru jam delapan pagi, saya baru tahu kenyataan berbalik karena ada SMS masuk dari BSLsoccer yang menyebutkan justru Liverpool juara Piala Champion 2005.

‘’Jgn anggap remeh siapa saja. Jgn anggap enteng satu psgn lg. Mrk kuda hitam. Peta sudah berubh. Kemnangan blm di dpn mata.” Lagi-lagi teman yang tak hobi bola tersebut kirimkan SMS. Tapi kalimatnya mengkait-kaitkan dengan keunggulan awal Milan 3-0 tapi akhirnya kalah dengan situasi yang bakal terjadi 30 Juni nanti dalam Pilkada Provinsi Kepri. Saya tersenyum geli, tapi mengamini.

***
Kamis malam (26/5) saya mendapatkan pencerahan lagi soal kalah dan menang. Seorang pakar marketing muda, Ippho Santosa mengajak saya mendampingi dia dalam seminar Marketing with Love di Universitas Internasional Batam (UIB). Saya dapat kemenangan, bukan hanya karena isi buku Ippho, juga dari animo besar pesertanya. Semula diprediksi 150 peserta, ternyata jadi 230.

Persepsi saya salah selama ini, tentang siapa mahasiswa UIB. Wuih ternyata muda-muda, malah kebanyakan ABG. Saya fikir kalangan karyawan yang sudah berumur. ‘’Hebat nih, seminarnya. Mhsswanya jg oke. Ternyata bayar.” Di sela-sela Ippho berinteraksi dengan audiensnya, saya menerima SMS tersebut. Ada peserta di belakang, yang kenal saya rupanya.

Lebih hebat lagi, ada mahasiswa yang ‘’protes” pelayanan Batam Pos. Saya yang jarang-jarang jadi pembicara seminar, ‘’diingatkan” Ippho, jawab sesudah seminar secara pribadi untuk mahasiswa yang bertanya terlalu teknis tersebut.

Selain itu, saya dapat satu kritik baru. Ternyata budaya buka email belum terpelihara baik pada teman-teman kantor saya. Hingga materi iklan yang sudah terkirim, tak sesuai dengan yang dicetak gara-gara email tak dibuka. ‘’Ooo… jadi yang harus dilakukan, saat berkirim email, dan ingin cepat dilihat si penerima, harus beritahu dengan SMS-an, ya pak,” tutur dosen UIB yang agak bingung dengan budaya tersebut.

Padahal juga, budaya email demikian masuk dalam wilayah kesalahan saya. Seorang pakar IT Batam mengingatkan hal tersebut. Email saya selama ini, ternyata gratisan. Dan kata beliau, itu mengganggu citra saya dan institusi Batam Pos. Walah, saya terperangah!
Saya tak merasa kalah dengan kritik tersebut. Saya merasa menang. Karena saya tahu realita lapangan seperti apa. Dan untuk persoalan email pribadi pun sudah diubah. Eh, ngomong-ngomong, tahu tak dua pasangan di awal pembuka kolom ini dengan realita lapangan seperti apa? Ssst…kok pasangan ketiga tak ditanya, ya?*** (pernah diterbitkan Batam Pos, Minggu 29 Mei 2005 di SMS Hati)

Tidak ada komentar: