Memburu Rumah Makan Pak Long ~ sebuah blog yang tahu diri

Senin, Desember 01, 2008

Memburu Rumah Makan Pak Long

Akhirnya kesampaian juga niat untuk datang lagi ke Rumah Makan Pak Long di Kelurahan Sembulang, Kecamatan Galang, Pulau Rempang, Batam. He..he...panjang betul nama nak menyebutkan tempat ini yee. Dan perjalanannya pun nyaris satu jam, bagi saya yang memberanikan diri membawa mobil ke sana. Hmm...

Seperti rumah makan tepi pantai lain di Batam, maka Pak Long menyediakan asam pedas. Tapi Pak Long punya juga yang lain dan itu diandalkan, cumi masak hitam. Namun Minggu (30/11), kami sekeluarga tak meminta menu itu. Cukup asam pedas dengan dua ekor ikan, gonggong dan cumi goreng tepung.

Yang gonggong, ini makanan baru bagi kakak ipar saya, yang karena dia lah kami kembali ke Pak Long, setelah keinginan seusai Lebaran lalu mau ke sana, selalu saja tak jadi. Kakak ipar datang Jumat (28/11) untuk bercuti ke Batam. Lalu Selasa besok, akan pula melanjutkan perjalanan cutinya ke Jakarta. Nah, dia surprise dengan gonggong. ''Sebenarnya, ada juga ini di Kisaran, cuma tak ada yang makan,'' katanya.

Namun, tetap sajalah siapapun tamu yang kami bawa ke Pak Long, sangat menyenangi tempatnya. Rumah makan itu dibikin di atas pantai dan menjangkau laut. Jadi, ketika air pasang, di bawah tempat duduk kita terlihat air laut. Pak Iwan pemilik Pak Long, dan istrinya, menempatkan gongong dan ikan serta kepiting di bawahnya, sehingga kita tahu persis, menu mereka dari bahan-bahan yang benar-benar segar.

Enakkah masakannya? Hmm..., anak sulung saya yang baru berusia 8 tahun tapi berat badannya 45 kg, tahu persis mana makanan yang enak. Kalau menurut dia enak, maka dijamin enaklah bagi yang lain. Tapi ada tapinya. ''Kok lama kali, kakak udah lapar...'' kata si gendut.

Ya, harap maklum. Karena mereka masak dengan menu segar, jadi, ketika kita pesan, baru dikerjakan. Bagi yang tak mau berlama-lama, ya, telepon saja dulu mereka. Tapi bagi Anda yang ingin ''berpetualang'', ya, datang saja dulu dan nikmati, kelezatan dan lamanya menunggu dengan menghirup udara laut yang segar.

Eitt tunggu, Anda pasti bertanya, mahalkah? Sudah banyak teman, tetangga yang datang ke sana membawa tamu-tamu mereka, langsung cakap begini kepada saya. ''Mereka tidak pakai harga Batam. Murah.'' Nah itu satu pertanda, harganya murah. Maaf, saya jarang tahu harga Batam itu berapa persis, tapi bisa saja kita artikan, harga Batam harga kota, jadi lebih mahal. He..he..

Maaf tunggu lagi, teman-teman atau tetangga itu, kabarnya dengan menyebutkan nama saya saat makan di sana, akan dapat diskon. ''Saya malah menyebutkan familinya Pak Ade.'' He..he..., yang ini, entah benar entah tidak, tak tahulah. Tapi yang pasti, Pak Iwan memang mempromosikan rumah makannya dari mulut ke mulut saja. Dan mulut saya, bukanlah yang paling banyak berpromosi, karena justru lebih banyak pejabat Pemko Batam dan Otorita Batam bahkan anggota DPRD yang sering makan ke sana ketimbang saya. ''Kemarin Pak Soeryo (Ketua DPRD Batam), makan ke sini. Baru kali ini dia ke sini. Yang lain udah sering.'' Hmm...

Tidak ada komentar: