Ketika Kembaran Istri Datang ke Batam ~ sebuah blog yang tahu diri

Senin, Maret 31, 2008

Ketika Kembaran Istri Datang ke Batam

Photobucket

''Pak Ade apa tertukar?. Buk Eli tanya gitu tadi?''

Hmm...saya tersenyum kecil, ketika istri menyampaikan itu (Buk Eli itu, sohib istri saya). Ya, sejak 26 hingga 30 Maret 2008, kakak kembaran istri saya datang dari Jakarta bersama anaknya, dan kakak ipar lain serta ibu mertua. Hmm...untuk kali ini, saya jauh lebih tahu, mana yang istri saya, mana yang bukan. Hi..hi...

''Lebih cantik Ibu Itok, kata Buk Jon.'' Si sulung saya yang gendut, menyampaikan hal itu. Buk Jon sempat lihat istri dan kembarannya. Hmm...tentu saja Buk Jon bergurau. Lebih cantik istri saya dong.

''Kembar ya pak, istrinya?'' Yang ini si Libeng, tetangga samping rumah yang tanya.

Hmm...memang tak banyak waktu lagi bertemu sejak istri saya masih gadis merantau ke Pekanbaru dan Bukittinggi, sedangkan kembarannya ke Jakarta. Apalagi sesudah menikah. Pertemuan, hanya saat ada yang menikah pula saudara kandung mereka di Kisaran, Sumatera Utara. Karenanya, jadilah pertemuan di Batam, tepatnya di Tiban, di rumah kami yang hanya tipe 36, cerita-cerita seru terangkai.

Inilah kehebatan Tuhan. Wajah, suara dan sikap, ternyata istri saya dan kembarannya sama. Keduanya pun memang berbeda, dengan empat saudara kandung lain di atas mereka. Tapi kalau untuk sakit kepala, sepertinya istri saya sudah jarang mengalami. Sedangkan kakak kembarnya masih. ''Aku dah jarang sakit kepala. Beli aja obat di kedai depan.''

Jadi, bagaimana saya bisa membedakan mereka? He..he...tentu saja, karena sudah lama tak tinggal satu kota, potongan rambut mereka sudah berbeda. Apalagi sekarang istri saya sehari-hari (jika keluar rumah, sudah belajar berjilbab). Kakak kembarannya belum. Tapi jika sudah di rumah, dan rambut sama-sama dilepas, memang kalau tak teliti susah juga membedakan.

Nah, ketika datang Mik (baru berusia 10 bulan, tapi sudah pandai jalan), keponakan saya yang juga tinggal di Tiban, dia heran. Kok, mak tuo nya (panggilan untuk istri, sedangkan saya pak tuo), kok tak ''heboh'' menggendong. Saat itu istri lagi mandi, sedangkan kakak kembar lagi menyuapi anaknya makan. Barulah setelah istri saya selesai mandi dan kumpul di ruang tamu, si Mik, melirik ke kiri dan ke kanan. Sore itu, dia baru tahu, mak tuonya ada dua. Ha..ha...

NB: Sabtu (29/3) saya berhasil membawa keluarga beserta kakak ipar dan anak-anaknya serta mertua ke Barelang hingga Pulau Galang tempat pengungsi Vietnam. Ini prestasi saya yang pertama setelah berani lagi nyetir sendiri.

NB: Foto: yang pakai kaca mata istri saya. Hayo, cari yang mana saudara kembarnya?

Tidak ada komentar: