Tergelitik Nak Nulis Sekolah Global yang Orang Tua Siswanya Takut Ujian Nasional Sehingga Mengadu ke Suami Mereka yang Jadi Anggota Dewan ~ sebuah blog yang tahu diri

Rabu, November 26, 2008

Tergelitik Nak Nulis Sekolah Global yang Orang Tua Siswanya Takut Ujian Nasional Sehingga Mengadu ke Suami Mereka yang Jadi Anggota Dewan

Ada satu berita bagus di Batam Pos hari ini, selain soal Obama masih menanyakan nasi goreng dan bakso kepada Presiden SBY. Yakni, berita ketika orang tua siswa Sekolah Global Indo Asia (SGIA) hearing di DPRD Kota Batam. Yang ikut hearing, istri-istrinya pejabat dan anggota dewan sendiri. Yang mendengarkan keluhan, suami-suaminya juga.

Tapi sayang, Batam Pos seperti ''terlepas'' membiarkan moment berharga dari sisi jurnalistik ini ''terbuang'' percuma (klik ini untuk lihat beritanya). Padahal, inilah kesempatan warga Batam melihat, bagaimana sikap diri dari pemimpin mereka, ketika anak-anak mereka ketimpa masalah menghadapi Ujian Nasional (UN). Ternyata, ada ketakutan juga gagal, padahal Sekolah Global adalah sekolah berkurikulum internasional (pakai dua bahasa kabarnya). Coba kalau reporter yang menulis (berkode Med), lebih mendeskripsikan hearing itu, dan tanpa perlu beropini, maka akan terbawalah bagaimana sebenarnya pejabat, legislatif menanggapi isu yang berada pada diri mereka sendiri. Bayangkan saja, istri yang khawatir anaknya tak lulus UN itu, ada istri Asisten Walikota dan kepala dinas. Jangan-jangan malah bisa jadi ada istri Kepala Dinas Pendidikan sendiri. He..he...

Hm.hm..., jika ada yang bertanya, bukankah saya juga orang media, malah berita hearing itu tak ada juga di koran tempat saya bekerja, Posmetro Batam? Betul juga. Karena itu pulalah, sebelum postingan ini, kami berdiskusi mengenai berita Global itu. Selain kami mengakui, tak meliput khusus dan meletakkan reporter di sana (maklum, kami fokus ke berita kriminal), tapi berita Global itu, jadi pelajaran jika menemui kejadian yang nyaris serupa. Misalnya saja, ketika tiba-tiba ibu-ibu Bhayangkari protes ke polisi, siapa tahu kan?

Nah, kembali ke soal Global tadi. Ini bukan dari sisi jurnalistiknya. Pantaskah, para keluarga pejabat dan legislatif itu berkeluh kesah lagi ke gedung dewan, sedangkan hal itu sebenarnya bisa mereka bicarakan di rumah mereka masing-masing? Entah di meja makan saat makan malam bersama, atau malah ketika nonton tivi. Atau malah saat berada di tempat tidur?

Bukankah kita tahu, jika ada hearing begitu, pastilah ada biaya yang keluar? Biaya rapat itu (maaf, entah berapa nilainya saya tak tahu). Bukankah lebih baik, para suami-suami mereka membahas hearing yang lain?

Tidak ada komentar: