Otomatis Romantis: Wajib Ditonton Jurnalis ~ sebuah blog yang tahu diri

Selasa, Januari 22, 2008

Otomatis Romantis: Wajib Ditonton Jurnalis

Photobucket

''Ini baru bagus. Ada yang bisa dibawa pulang. Beda banget dengan Merah Itu Cinta.''

He..he..istri saya berkomentar dengan nada senang saat keluar dari pintu Studio 4, Studio 21 Nagoya Hill, Batam, sore tadi 16.35 WIB. Jauh lebih senang dan puas, ketimbang tiga hari lalu menonton Kawin Kontrak. Lalu, kok dibandingkan istri dengan Merah Itu Cinta? Hmm...karena pemain utamanya sama, Marsha Timothy. Hii..hii...

''Cantik kali ya, Yah, si Marsha. Permainannya pun lebih hebat di film sekarang ini.''

Saya mengiyakan. Tapi saat di kursi D11 yang saya duduki dan istri D12, saya menyebutkan beberapa hal. Marsha (memerankan tokoh Nadia) bermain seperti Dian Sastrowardoyo di film Ada Apa dengan Cinta. Utamanya, saat Dian kesal karena dicuekin Nicholas Saputra, persis seperti kesalnya Marsha ketika menceritakan kepada kakaknya Nabila (Wulan Guritno) dan adiknya (lupa nama tokoh dan pemerannya nih, maaf) tentang bagaimana dia memaksa mencium Tora Sudiro (memerankan Bambang). ''Malu, malu. Dia mengucapkan astagfirullah.'' Begitu ucap Marsha, nyaris sama dengan ucapan Dian ''Jutek banget tuh cowok...''

Suara Marsha pun, saya pikir nyaris sama dengan Dian (maaf, baru pertama kali ini saya nonton aksi Marsha). ''Tapi cantik banget Marsya ya, Yah.'' Hmm...istri mengulang lagi pertanyaannya. Saya mengangguk lagi. Namun hati masih bertanya, adakah ini kebetulan inspirasi saja?

Tapi yang jelas, secara umum film ini memang bagus. Lebih humanis, setidaknya menurut ukuran saya. Marsha yang Pemimpin Redaksi (Pemred, aneh juga ditulis di pintunya Pimpinan Redaksi), ternyata meskipun punya jabatan tinggi, tak digambarkan tinggal di apartemen mewah sebagaimana film-film Indonesia lain. Dia tetap tinggal dengan ortu di rumahnya. Dan selalu disuruh cepat nikah oleh ayahnya (diperankan Tarzan) dan ibunya (diperankan Chintami Atmanegara). Lalu ada waktu, saat makan bersama (khas Indonesia), dan ada gambar mereka sekeluarga lagi nonton tv dengan kaki berada di atas kursi. Indonesia banget...

Tora eh Bambang pun, memberikan warna tersendiri terutama bagi saya yang masih menganggap berjiwa jurnalis meski tugas kantor sekarang lebih banyak ''mengurus'' usaha. Bambang yang staf administrasi dan telah dapat ''durian runtuh'' jadi model majalah, tetap ingin menjadi reporter. Meskipun Marsha menganggapnya remeh, karena Bambang berasal dari majalah kelompok tani di Yogyakarta.

Karena jiwanya yang jurnalis itu, tetap ingin menulis laporan, dan berfikir sederhana tentang tips-tips kehidupan (bahan utama di majalah pimpinan Marsha) membuat Bambang menarik perhatian Marsha. Termasuk tidak memanfaatkan kesukaan pimpinan, untuk menjadi orang yang tinggi hati. (walah, susah pula menjelaskan sisi ini...)

Lalu di mana si Tukul Arwana yang membuat saya dan istri sudah lama menanti film ini sejak diumumkan akan diputar 18 Januari lalu? He..he...si Tukul memainkan Tukul dirinya yang kita lihat di Empat Mata (Trans 7). Dia pakai nama Dave, tidak Reynaldi. Tapi kehadirannya, tidak sekedar lewat, melainkan menambah lucunya film ini tanpa terganggu cerita utamanya pada Marsha dan Tora.

Hmm...akankah film ini bisa mengulang sukses Ada Apa dengan Cinta yang diputar tahun 2002 lalu? Adakah siklus enam tahunan untuk makin boomingnya film Indonesia? Waktulah yang berbicara. Tapi sang sutradara Guntur Soeharjanto dan penulis skenario Monty Tiwa sepertinya ''berdoa'' film ini sukses besar, karena endingnya hanya teriakan Alhamdulillah oleh Tora, dan senyum manis Marsha saat berjalan di ruang redaksi.

Teriakan Tora bisa diartikan dua. Pertama, bersyukur karena disuruh Marsha menulis artikel. Atau yang kedua ini, teriakan gembira ketika dia tahu, Marsha benar-benar cinta padanya.

Saya pilih yang mana? Terserah penulis skenario dan sutradara, tapi memang film ini pantas ditonton siapa saja, apalagi jurnalis. Wajib kali... ***

4 komentar:

Me mengatakan...

Wah belum sempat nonton ini. Nonton di bioskop terakhir tuh nonton Warlods (Jet Li & Andy Lau).

ade adran syahlan mengatakan...

hmmm...silakan nonton deh mbak annie

Efprizan 'zan' Rzeznik mengatakan...

wah jadi tertarik untuk nonnton nih..salam kenal bung.,

Anonim mengatakan...

saya datng dan pergi