Makan Teripang, Belum Kenyang ~ sebuah blog yang tahu diri

Selasa, Januari 29, 2008

Makan Teripang, Belum Kenyang

''Menurut Dr.Ir.M. Ahkam Subroto, M.App.Sc., Periset Bioteknolog LIPI, kandungan protein tinggi pada teripang yang mencapai 82%, baik diberikan kepada penderita diabetes. Protein tinggi berperan meregenerasi sel beta pankreas yang memproduksi insulin. Hasilnya, produksi insulin meningkat. (Trubus 441, Agustus 2006, halaman 109).''

Maaf, saya pakai paragraf pembuka seperti di atas. Sok ilmiah, ya? Tapi tak apalah, karena saya tadi telah memakan teripang saat bersama bos besar Rida K Liamsi diajak makan siang bersama, bos-bos lain di lingkungan Batam Pos Grup di Restoran Fisherman, Batam Center, tetangga gedung kantor kami. Tiga potong teripang yang sepertinya dimasak pakai kecap saya lahap. Semoga gejala diabetes pada tubuh saya bisa hilang.

Kok gejala? Ya, kalau melihat postur tubuh yang kegemukan (sudah saya tes dengan HP saya ada fitur melihat BMI, itu standar WHO untuk melihat kategori tubuh kurus, gemuk atau normal) dan suka sekali makan nasi, bahkan ingin makan berulang-ulang (kalau sudah di rumah). Lalu mudah tertidur. Bisa jadi itu pertanda gejala diabetes. Sayang, hingga saat ini belum pernah secara resmi saya periksa.

Saat mau diperiksa secara instan di Mega Mall, ibu saya melarang. ''Nanti khawatir pula mak. Setelah mak pulang haji aja,'' begitu katanya.

Saat, teman istri saya yang perawat mau datang ke rumah membawa alat untuk ngambi darah saya dan dibawa ke RSOB, eh istri saya pula agak ragu. ''Ayah ini serius tidak,'' kilahnya pula.

Maka, jadilah sekarang saya nikmati saja. Terkadang, kalau sudah di rumah, niat tak mau makan malam, malah menjadi-jadi. Tengah malam, saat mata tak ngantuk, minat juga makan nasi dan atau mie rebus lagi. Padahal, sesudah magrib sudah makan malam. Bahkan sering kalau cepat pulang kantor, sore harinya sudah makan mie ayam atau bakso pula yang lewat depan rumah.

Sebenarnya, beberapa bulan lalu saya masih mengkonsumsi Pacekap. Tapi usai Ramadan lalu dan memasuk 2008 ini sudah tak saya konsumsi lagi. Ini karena, saya merasa sudah lebih fit. Meski, kembali lagi bawaan ngantuk dan sering makan nasi berulang-ulang mulai terjadi lagi.

Nah, mudah-mudahan reaksi makan teripang atau gamat tadi bisa menghilangkan gejala diabetes. Tapi sayang, perut saya saat mengetik postingan ini lapar lagi. Tadi makan nasi semangkuk pakai sumpit susahnya bukan main. Emang, perut agak kenyang disempal teripang (mungkin mengembang dia di perut hingga seolah-olah bikin kenyang), setelah sebelumnya dimasukkan kue dan roti. Tapi ini minta lagi. Kalau ngetik postingan ini di rumah, bisa jadi tudung saji dibuka. Ini di kantor, jadi tak ada tudung yang dibuka. Ha...ha....

Tidak ada komentar: