Siang Asam Pedas Tanjungriau, Sore Pesta Durian Coastarina ~ sebuah blog yang tahu diri

Senin, Juli 14, 2008

Siang Asam Pedas Tanjungriau, Sore Pesta Durian Coastarina


(Maaf, ini postingan yang telat. Kalau rajin ngeblog, harusnya Minggu, 13 Juli, pas di waktu pelaksanaan, postingan ini muncul. Namun ''gatalnya'' tangan ini, baru pagi ini, di saat, internet kantor agak ''membaik'')

Sudah lama tinggal di Batam, baru kali ini saya mengajak adik kandung sendiri dan keluarganya makan siang di luar. Karenanya, hari Minggu itu, mereka dibawa ke rumah makan di Tanjungriau. Rumah makan ini dikenal banyak pejabat Pemko Batam. Tapi adik saya yang PNS Pemko Batam itu, malah belum tahu. ''Pernah dengar saja,'' katanya.

Jam 11.30 WIB, mereka sudah kami jemput. Mick, keponakan pertama saya (yang wajahnya mirip saya, Pak Uo-nya alias paman) langsung nangis, ketika naik mobil. Entah mengapa. Padahal, dua kakak sepupunya (anak saya) sudah menyambut dengan riang. Mungkin badannya masih kurang sehat. Tapi sesampai di rumah makan yang dimiliki Mak Tumah itu, dia ceria. Apalagi lihat akuarium.

Sedangkan adik saya dan istrinya, kelihatan menikmati sekali, makanan khas Mak Tumah, asam pedas. Ada asam pedas sembilang, ikan putih, dan goreng lense ikan lebam. ''Sambalnya dikit aja, tapi pedas.'' Hmm yang ini, si sulung saya yang komentar.

Adik saya sepakat. Makanannya dan terutama sambalnya, mengingatkan kami berdua pada masakan mak kami di Pekanbaru. ''Sepertinya, Taya memang bisa jadi orang Melayu,'' saya mengomentari si sulung, adik saya tersenyum mengiyakan.

Karena ada acara berbeda, setelah makan siang, kami kembali ke rumah masing-masing. Meski sama-sama di Tiban, dan hanya berjarak, sekitar 300 meter, tapi kami jarang bertemu. Yang paling ingin berjumpa, ya, anak-anak kamilah. Terutama bungsu saya, yang selalu ingin melihat adiknya si Mick.

Setelah makan siang, menikmati makanan kampung, sorenya kami berada di lokasi perumahan termewah di Batam, Coastarina. Kami melihat rumah contohnya yang telah siap. Rumah yang seharga 1 miliar rupiah. ''Kalau mau jadi orang kaya memang begini, harus tahan panas,'' celutuk saya pada istri, yang mengeluhkan panasnya lokasi perumahan di tepi pantai itu.

Tapi saat pesta duriannya dimulai oleh developoer Coastarina, maka gembiralah dia, menikmati durian kampung dari Tanjungbatu. Panitia menyediakan satu juta ton durian. Dan di situlah, hebatnya ide Pak Cahya, bos Coastarina. Rumah boleh mewah, tapi makanan yang disajikan bukan hanya durian yang kampung bukan montong, tapi juga minuman es tebu. Belum lagi ada gorengan bakwan, dan sate padang.

Jadi, bila Anda yang berminat membeli Coastarina dan menghuninya, Anda tidak akan lupa makanan tradisional, karena nanti di pinggir pantainya, akan ada penjualnya. Malahan, bisa jadi, Anda juga boleh jadi penjualnya.

''Pak Ade, kalau tinggal di Coastarina, jangan makan ini lagi lah.'' He..he...Reynold, presenter Batam TV menegur saya, saat mengambil bakwan yang lengkap dengan kuah sambalnya. Hmm....tapi saya memang orang kampung yang masih rindu masakan mak, meskipun berada di kemewahan.****

NB: Hebat lainnya ide Pak Cahya dan Deddy S Komarudin (komisaris Arsikon Grup), acara santai, tanpa banyak pidato. Pidatonya cuma Pak Deddy, lalu kemudian menyuruh Pak Syamsul Bahrum (mewakili kota) dan pejabat lain buka durian di bawah panggung depan, dan kami yang tamu undangan, langsung menyerbu satu juta ton durian yang disediakan persis di tepi pantai. Lalu menikmatinya, sambil menikmati keindahan laut.

Tidak ada komentar: