Apa rasanya kehilangan? Saya yang pernah kehilangan sepatu di masjid, lalu kios dimaling, tak ada apa-apanya dengan kehilangan yang dialami dua teman saya ini. Rumah, yang hangus terbakar.
Wak Hasan dan Tommy mengalami hal itu, Rabu (8/11). Serunya lagi, Tommy malah sempat memoto dulu rumahnya sebelum benar-benar habis terbakar. Lebih hebatnya lagi -- di mata saya -- keduanya pasrah dan ikhlas.
Saya jadi malu hati sendiri, yang justru sangat kehilangan dan sangat emosi saat sepatu kesayangan raib. Atau ketika tak kuasa datang ke kios, saat semua yang di kios lenyap. Padahal, bisa jadi barang-barang kesayangan saya yang hilang, ''berguna'' bagi yang mengambil. Minimal, bisa memberi makan atau untuk uang beli nasi yang mencuri. Sedangkan Hasan dan Tommy, api yang datang menghilangkan rumah mereka, tempat berteduh anak istrinya. Mereka jadi bagian 1.173 warga Batam yang tinggal di Baloi Persero kehilangan rumahnya, akibat kebakaran terbesar sepanjang 2006 itu.
Hmm...memang hidup, belajar terus. Termasuk belajar menyikapi kehilangan sesuatu.
Kamis, November 09, 2006
Malu pada Kebakaran
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar