Cacar Air Silaturahmi ~ sebuah blog yang tahu diri

Sabtu, Mei 21, 2005

Cacar Air Silaturahmi

Setiap Maret, saya selalu introspeksi diri. Kebetulan ada salah satunya, hari jadi. Yang lain, karena selalu terkait dengan SK gaji atau jabatan. Dan tanpa disengaja, Maret selalu dinanti sebagai ketuk palu segala anggaran. Baik di perusahaan maupun di pemerintahan. Beruntunglah orang Pisces!
Tapi kali ini saya bakal menemukan hal lain dalam anggaran pengeluaran sehari-hari. Sudah bisa diprediksi, rekening handphone saat ditagih April nanti akan turun. Pasalnya, saya kini malas ber-SMS. Padahal, benda satu ini selalu ‘’memangsa’’ 30 persen dari togal tagihan biaya pulsa.
Ini terjadi, karena ada salah tafsir karena keseringan saya SMS. Ada yang tersinggung, bahkan salah sangka. Padahal, tak ada maksud dengan itu semua. Dan yang paling penting, saya menemukan hal lain yakni Yahoo Messenger alias bisa chatting.
Memang hanya di kalangan terbatas, dan tepat waktu bersamaan berhadapan di komputer yang internetnya gratis di kantor. Namun setiap teman yang dulu selalu ngajak SMS tahu saya sudah tak gagap chatting, langsung minta online.
‘’Apa kabar? Dah makan siang?’’
Itu pertanyaan awal, bagi yang kenal. Yang baru tahu nama di dunia maya, tentu diawali salam kenal. Seterusnya ngerumpi apa saja. Mulai dari soal pekerjaan, gaji, visi hidup serta saling nasehat. Tentu saja paling seru, mengutuk kenaikan BBM dan menunjukkan fanatisme sengketa Ambalat.
Teruntuk itulah, biaya SMS ditagihan April mendatang, saya yakin tak akan mencapai 30 persen lagi. Tapi terus terang, lebih nikmat SMS. Bayangkan sajalah SMS berikut ini.
‘’Kabarnya sakit, ya, bang? Cpt sembuh, ya?’’ Ini SMS dari seseorang yang sudah saya hapus nomor hp-nya. Ketika saya balas, dengan malu saya bertanya siapa dirinya.
‘’Nanti jgn lupa kasih jagung muda. Tempelkan di wajahnya.’’ Yang ini dari seseorang yang saya kenal betul dan kebetulan baru selesai sakit juga.
Inilah hebatnya Maret bagi saya. Menandai lima tahunan berada di Batam, sakit mendera. Tak tanggung-tanggung malah, cacar air. Semula saya yakin itu justru bukan cacar, hanya hawa panas badan 41 derajat yang ‘’marah’’ dan mengeluarkan bentol-bentol seperti jerawat di seluruh tubuh. Nyatanya tidak, persis saat tumbang di hari keempat, sang dokter memastikan cacar air. Jauhlah dunia! Anak-anak harus diungsikan agar tak tertular. Padahal, dua belahan hati lagi manis-manisnya.
Dalam kesakitan itu, saya menerawang tanggal 19 Maret nanti akan berusaha sembuh dan coba hadir di tiga tempat secara bergantian. Nonton pesta rakyat yang digelar Posmetro Batam di Batam Center, bedah bukunya Ippho Santosa di Masjid Nurul Islam Mukakuning dan nonton Peterpan di Temenggung? Tak satu pun bisa dilakukan.
Acara pesta rakyat ternyata jauh dari tanggal itu, 23 Maret. Sedangkan Peterpan justru 20 Maret. Cacar air memang bikin saya ‘’linglung’’, hingga saat ketiga acara itu digelar pada hari sebenarnya, tak satu pun yang saya prediksi pas tanggalnya dan sekaligus memang tak bisa hadir sama sekali. Tersebab, suhu badan tak kompromi dan kata dokter tak boleh kena angin terutama angin malam.
Chatting? Jadi hal terlupakan, karena saya hanya ‘’memainkannya’’ di kantor. Telepon rumah yang saya coba gabung dengan laptop Pentium 1 seken yang dimiliki, hanya membuat lelah menunggu tanpa pernah connecting. Malah saya menerima SMS lain yang membuktikan, teknologi satu ini lebih oke, dan lebih membuat saya untuk hidup optimis.
‘’Said ra: Sabda Rasul: Allah tidaklah menurunkan suatu penyakit melainkan Dia juga menurunkan obatnya.’’ Ini SMS kiriman Alquran Seluler yang saya langgani tiap hari dan kena biaya Rp500/SMS. Dan saat Jumat malam saya menulis kolom ini, muncul pula SMS lain. ‘’Anas bin Malik ra: Sabda Rasul: Siapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah ia menyambung tali silaturahim.’’
Hah…berarti salahlah saya yang telah menghapus beberapa nomor hp teman karena ada teman baru, tersebab batas penyimpanan hp saya terbatas? Atau masih bisakah terus ber-SMS walau terkadang salah tafsir? Bukankah ucapan langsung juga sering disalah tafsir?
Entahlah, saya menerawang jauh dalam usaha untuk tidur yang telah diisolasi. Saya merasakan, ‘’terputusnya’’ dari sahabat dan orang-orang tersayang, sangat menyakitkan. Lebih sakit dari cacar air itu sendiri!***(ade adran syahlan, saran dan kritik SMS ke 0811777697 atau email aderiau@yahoo.com)

(Terbit di Batam Pos, Minggu 27 Maret 2005 dalam kolom SMS Hati)

Tidak ada komentar: