Bukan hanya berpisah dengan seseorang saja yang membuat kesedihan. Berpisah dengan handphone pun juga. Wah, sentimentil sekali ya?
Maklumlah, HP Nokia 9500 tersebut sudah lama menemani, sejak akhir 2004. Banyak membantu saat saya menyiapkan tulisan untuk kolom di Batam Pos. Banyak menampung nomor HP teman dan kolega, ada 950 nomor. Dan tentu saja sudah banyak menyimpan segala aktifitas saya dan keluarga.
Kamis menjelang magrib, sang pembelinya malah sudah menunggu di depan rumah. Tak menyangka bisa secepat itu dia datang. Buru-buru sekali memindahkan semua data dan gambar ke laptop. Untung saja kabel data masih ditemukan. Koneksinya pun mudah, berbahasa Indonesia. Tapi tetap saja tak bisa selesai habis hingga pukul 21.30 WIB. Pasalnya, data nomor HP tak bisa berpindah ke laptop. Saat dipindahke SIM Card pun kartu XL pun tak cukup. Makanya, telah dilikuidasilah beberapa nomor.
Di sela-sela perpindahan data itulah, terjadi transaksi ke ZT326. Penjualnya sudah datang ke rumah, dan memperagakan cara kerja PDA ini. Baru pagi ini, sambil postingan, saya tahu itu mereknya Zhongtian, setelah search ke google. Kata si penjual, dia dapat dari temannya yang baru pulang dari Cina. Bisa jadi, belum ada di Batam, katanya.
Nokia 9500 pun akhrinya beres dipindah data, dan berpindah juga pemiliknya. Saya dapat uang Rp1 juta dari menjual Nokia 9500, dan ZT326 saya beli Rp1,6 juta (ini baru lho, bukan seken). Malam tadi saya bayar separuh dulu. Bulan depan bayar lagi.
Apa kelebihan ZT326? He..he..saya seperti anak kecil. Menikmati televisi tanpa perlu pakai 3G. Fitur-fitur lain ada, seperti MP3, MP4, video, kamera tapi semua ini belum saya coba. Radio pun beda dengan Hp saya yang lain, karena tak perlu dicolokkan kabel earphone untuk mendengarnya.
Yang lain belum saya amati betul, karena masih ''kalang kabut'' mengamankan data nomor handphone. Tapi yang pasti, saya kehilangan cara mudah mengopi nomor HP atau bagian kata dari SMS seseorang, seperti layaknya kita memainkan word atau notepad di PC.
Hmm..ngantuk...jadi maklum saja, bila saya belum ''pas'' menuliskan HP baru ini, ya!***
NB: Ada yang lupa. Mengapa akhirnya meninggalkan Nokia 9500? Karena udah dua kali rusak kabel fleksibilitasnya (betulkah istilah kabel ini ya)? Itu yang menggabungkan layar depan dan dalamnya. Terakhir saya tanya untuk memperbaikinya perlu biaya Rp850.000. Kata tukang servis, akan diganti kabel flexinya dengan Nokia asli, tapi biaya itu lebih murah dibanding jika langsung ke outlet Nokia. Hm...hm..
Jumat, November 16, 2007
Good Bye Nokia 9500, Welcome ZT326
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar