Alhamdulillah, angin baik datang terus. Magrib kemarin, Speedy sudah oke. Pagi ini 08.08 WIB dapat juga uang pecahan 1 Riyal. Lumayan lagi, 100 lembar. Plus 3 lembar pecahan 5 Riyal. Nilai rupiahnya, Rp305.000, dengan kurs Rp2.650 per 1 Riyal. Adalah Bank BNI Kampung Utama, Batam, tempat penukarannya.
''Beritahu temannya pak, di sini aja tukarnya. Kurs kami lebih murah,'' kata seorang karyawan BNI, sebelah meja karyawan yang melayani saya.
Sedangkan yang melayani saya langsung, Pak Hedo, bertanya; ''kapan berangkatnya pak?''
Dua pertanyaan yang mengarah kepada saya yang dikira mau naik haji. Setelah saya jelaskan uang Riyal itu untuk ibu saya, baru keduanya manggut. Tapi saya senang juga, ini adalah doa dari orang lain untuk saya. Berarti kapan ya?
Mengapa harus 1 Riyal? Ini pertanyaan Hedo. Saya jawab, itu tips dari teman-teman ibu saya, teman-teman ibu mertua (telah duluan berangkat 17 November lalu) dan teman-teman istri saya alias tetangga kami. Katanya, itu mempermudah membeli sesuatu (maaf, ini bukan untuk oleh-oleh ya?). Juga untuk bersedekah. Kabarnya, di tanah suci nanti, bakal banyak pengemis di mana-mana (tapi bukan berarti, sedekahnya hanya 1 Riyal ya).
Ibu sudah saya kontak. Dia sebenarnya di Pekanbaru sana sudah dapat Riyal juga, tapi pecahan besar. Persiapan terakhir lainnya juga sudah oke. Termasuk sepatu kets. Katanya, dia beli merk Bata. Minggu 25 November nanti, dia bakal terbang ke Batam dan masuk Asrama Haji, Batam Center. Lalu keesokan harinya, menuju tanah suci (entah ke mana ini, Madinah atau Mekah, saya belum tanya).
Sedangkan saat di kantor dan sambil ngeblog ini, saya merapikan uang Riyal. Ternyata banyak yang sudah lusuh. Yang terkesan baru, saya letakkan di atas. Kok gitu uangnya, kata istri via telepon. ''Ya, iyalah, uang Riyal di Batam ini kan nunggu orang pulang haji baru bertukar atau suami buk Eli pulang ke Batam,'' kata saya.
Suami buk Eli itu, tetangga kami, yang bekerja di Arab sana (bukan TKI biasa ya, ini TKI yang kerjanya berteknologi tinggi). Pulangnya tiga bulan sekali. Dia pakai sistem kerja, 3 bulan kerja, 1 bulan libur. Kabarnya, puluhan juta selalu dia kirim ke istrinya dan juga dibawa pulang. Ssst....puluhan juta itu, Rupiah atau Riyal ya?
NB: Berita terbaru: Haji ''abidin'' yang di DPR terancam dicoret tuh oleh Ketua DPR-nya. Wakil Ketua DPR A. Muhaimin Iskandar mengatakan, pimpinan DPR merasa malu karena Tim Pengawas Haji dijadikan "kendaraan tumpangan" untuk naik haji. "Kesannya jadi seperti agen travel saja," kata Muhaimin kemarin (22/11) seperti diterbitkan Jawa Pos
Kamis, November 22, 2007
Dapat Juga Pecahan 1 Riyal
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar