Wow, beberapa hari ini saya menemukan cara berpikir orang lain yang berbeda. Sebenarnya sih, sudah sering saya hadapi mereka. Tapi yang saya tak habis pikir (benarkah kalimat ini ya?), mengapa mereka bisa berpikir begitu ya? Aneh!
Yang pertama, karyawan satu-satunya yang tersisa dari bisnis pribadi saya. Dia ini, kalau diajari sesuatu dan saya berhadapan langsung padanya, maka, angguk-angguk kepalanya bukan main. Tapi ketika dilepas, maka dia akan bekerja sesuai alur yang dia rasa, itu sudah oke. Padahal, nanti dia akan tetap menemui cara ''salah jalan'' yang sama. Dan itu dilakukannya berulang kali.
Misalnya, kita siang atau sore hari orang setor duit padanya, dia tidak langsung setor ke ATM Setoran Tunai BCA. Alasannya, udah kesorean, atau dia merasa dirinya capek. Dan keesokan paginya, dia justru tak bisa datang ke bank atau ke ATM Setoran Tunai itu, gara-gara hari hujan, anaknya sakit, atau istrinya lambat mempersiapkan diri hingga lambat pula datang ke kantor. Padahal, duit itu, berguna untuk memutar roda bisnis kami (hiii...hi...)
Seperti hari ini, dia mengalami motor mogok. Sekarang, saat tulisan ini dibuat, dia lagi memegang uang sejumlah Rp1.060.000 duit setoran agen pulsa yang nitip padanya. Ya, tentu saja, deposit pulsa tak akan bisa terkirim kepada agen-agen itu, wong duitnya belum masuk bank. Coba seandainya sore kemarin, dia sempatkan diri ke BCA Jodoh, dan moga-moga ATM Setoran Tunai tak macet, maka selamatlah semua bisnis dia dan agen pulsanya.
Uniknya, si dia ini, masih belum tahu pelajaran apa yang dia dapat tentang hal tersebut. Tak ngerti saya, bagaimana otaknya berpikir. Padahal kan mudah saja, jangan menunda-nunda pekerjaan atau berpikir, ah kerjakan besok saja. Sampai tulisan ini dibuat, dia belum ngerti juga.
Yang lain, yang masih tak saya pahami cara berpikirnya adalah, salah satu kolega saya di grup tempat saya bekerja. Selasa lalu, kami rapat gabungan. Saya sudah didorong-dorong manajer lain untuk menyanggah pendapatnya. Tapi saya tak mau, karena saya merasa aneh dengan cara berpikirnya, yang justru ''tak ada masalah pada diri dan perusahaannya'' (maaf, saya tak bisa sebutkan apa, ini rahasia perusahaan). Padahal, semua orang menganggap ada masalah. Dan ketika kita kasih solusi, dia malah langsung ''menolak'', dan dia sendiri, tak tahu apa solusisnya.
Akhirnya ketika sampai giliran saya presentasi mengenai perusahaan saya (maksudnya yang saya pimpin, yang masih diamanahkan pada saya), baru saya menyindir cara berpikirnya. Itu sudah terjadi berulang kali. Dan saya juga tahu di luar rapat pun, cara berpikirnya aneh. Tapi uniknya, saya juga bisa kagum padanya, karena ''bisnis luarnya'' yang agak mirip-mirip MLM, cukup hebat. Mungkin, teman ini layak berbisnis untuk dirinya sendiri, dan tidak berbisnis dengan memimpin perusahaan orang lain. He..he...he...
Tapi bagaimanapun, ada sisi menariknya juga bagi saya menghadapi hal-hal tersebut tiap hari. Ternyata, kita manusia sangat tidak sempurna. Ketidaksempurnaan kita itu, ternyata ada dibagian yang justru membedakan kita dengan mahluk lain, hewan dan tumbuhan. Apa itu? Ya, salah satunya pikiran tadi. Ngertikah ya? Saya rasa saya juga belum, karena saya merasa belum memanfaatkan benar pikiran saya, yang kata para ahli, otak manusia sebenarnya lebih hebat dari komputer manapun.
Rabu, November 07, 2007
Cara Berpikir, Ngertikah?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar