Untuk kesekian kalinya, saya dapat hadiah dari Ippho Santosa. Biasa, buku baru karangannya yang masih diterbitkan grup Gramedia. Kali ini judulnya, Muhammad sebagai Pedagang.
Masih tetap dengan gaya Ippho, yakni semangat untuk ''mengajak'' jadi enterpreneur. Yang di buku ini, dikisahkannya bagaimana nabi adalah pedagang yang terbaik. Karena itu, ketika Ippho yang ''getol'' mengajak untuk menggunakan otak kanan, maka dicari jugalah, bagaimana Nabi Muhammad menggunakan otak kanannya.
Bahasa yang disajikan pun menarik, hingga mudah kita mencerna, bagaimana pertautan teori marketing zaman sekarang, dengan apa yang dilakukan Nabi. Namun satu hal yang pantas diperhatikan Ippho, bagaimanapun sebuah wahyu, hadist atau pun kutipan apapun, layaklah ditulis dengan lengkapnya. Misalnya Alquran ayat berapa, atau hadist itu disarikan (benarkah kata ini?) oleh siapa.
Selebihnya, buku ini pantas dibeli untuk dibaca, dan dipraktekkan seperti di Pelajaran 3, halaman 17, ''Berdaganglah Engkau, karena dari 10 Bagian Kehidupan adalah Perdagangan.''
NB; ralat; ''karena 9 dari 10 bagian kehidupan adalah perdagangan''. Angka 9 nya ketinggalan
Rabu, September 10, 2008
Nabi Muhammad Dimata Ippho Santosa
at 9/10/2008 03:32:00 PM 20 comments
Labels: Buku
Rabu, Agustus 13, 2008
Aksi ''Penyimpan File''
''Ayo, bang. Kapan lagi bikin buku. Bang Candra sudah, besok tanggal 10 Pak Socrates pula.''
Ramon Damora, sering kali ''menyentil'' saya dengan kalimat yang mirip seperti di atas. Ramon malah ''siap mencari'' dananya. Tapi saya menjawab, dengan senyuman saja. Bisalah diartikan, saya tak ''berminat lagi''.
Jauh sebelum itu, Hasan Aspahani, juga sudah ''memberikan jalan''. ''Ada cara murah, bang. Empat juta, malah bisa kurang, sudah bisa terbit buku kita.''
Dua orang itu, adalah seniman (Anda bisa lihat blognya di menu blog saya ini Link Sahabat). Keduanya sudah pernah menerbitkan buku. Baik yang ''diterbitkan dengan dana sendiri'' atau diterbitkan pihak ''berwajib''.
Yang disebut Candra oleh Ramon, itu Candra Ibrahim. Nah, bukunya ada juga saya ulas di blog ini. Silakan lihat Kategori Buku.
Nah, yang terakhir Socrates. Bersempena ultah Batam Pos, Socrates yang bos di koran itu menerbitkan bukunya, Amazing Batam-The Urban City. ''Prosesnya cuma tiga hari,'' katanya pada saya dan istri, di tengah dentuman band saat kami menunggu pengumuman juara pemenang Rally Wisata Batam Pos, Minggu (10/8) malam.
Tiga hari atau entah berapa -- mungkin telinga saya salah dengar, tapi yang jelas buku ini memang ''terkesan'' dibikin terburu-buru. Walau harus diakui, kalau baca isinya, buku ini memang dirancang sejak Socrates menjadi wartawan. Dia saya kenal, memang suka jadi ''penyimpan file''. Baik file yang digital, maupun yang kertas (yang sudah terbit tulisannya di koran).
Susah dimengerti alinea di atas? Terburu-buru karena masih ditemukan ada salah ketik (halaman 1, ''dengan gejolak h warga ...'' seharusnya harga). Juga, salah memenggal kata saat akan bersambung yang ternyata, tak jadi sambung ke baris bawah (hlm v, ''untuk mem-per-baiki nasib...'').
Dirancang awal, dan ''penyimpan file'', ya, lihat saja tulisan Socrates Tragedi Kota Tambang yang Terbuang, ini ditulisnya saat masih di Riau Pos, belum ada Sijori Pos. (sayang, tak ada catatan kaki atau apa namanya di halaman belakang yang menyebutkan, berbagai tulisan ini pernah terbit di mana dan kapan).
Tapi harus diakui, buku ini wajib dibaca siapa saja jika ingin tahu Batam seperti apa. Setidaknya, Batam yang dipandang oleh seorang yang jurnalis dan kini jadi pemimpin sebuah koran terbesar di Batam.
Lalu bagaimana dengan buku saya yang ''disodok'' Ramon dan Hasan?
''Ayo bang, kolom Cakap Bola itu saja, kan ada filenya di Riau Pos dan Posmetro,'' terngiang kalimat Hasan.
''SMS Hati itu saja kita mainkan, bang.'' Ini Ramon yang becakap.
Saya jawab apa selain senyuman ya, ''tak usahlah, nanti sajalah, biarlah...'' Saya lupa jawaban persis saya. Biarkan saja waktu berjalan, karena saya sudah menemukan cara jadi ''penyimpan file'' seperti Socrates, yakni blog. Sekitar dua puluh blog saya dengan beragam tema -- ada Bahasa Indonesia dan Inggris-- kini sudah tersebar di dunia maya. Semoga itu bisa jadi tempat saya berkarya, walau pensiun dari grup media tempat saya mencari nafkah sekarang ini.
at 8/13/2008 09:54:00 AM 1 comments
Labels: Buku
Senin, April 14, 2008
Pintarnya Ippho Santosa
Sahabat saya Ippho Santosa kembali menerbitkan buku. Kali ini dia bikin gebrakan, meluncurkan bukunya di dua negara dan di tiga tempat dalam satu hari, 13 April 2008. Negara Singapura dan Indonesia. Tiga tempat, laut, udara dan darat. Katanya, ini tercatat Musium Rekor Indonesia (MURI)sebagai Peluncuran Buku di 3 Sarana Transportasi (Laut, Udara, Darat), di 2 Negara (Singapura, Indonesia) dalam 1 Hari.
Yang di Singapura, saat Ippho berada di ferry menuju Batam. Yang di udara, ketika dia naik Garuda menuju Jakarta. Yang didarat, ketika dia menggunakan bus dari bandara menuju tempat launcing.
Di sinilah pintarnya teman ini. Bukan hanya melulu yang isinya akan dikejar orang untuk dibaca, tapi sensasinya. Bahkan pagi tadi, semua infotainment di televisi telah menayangkan peluncuran bukunya. Karena saat acara, ada Dhini Aminarti, pesinetron yang kini lagi main di Rahasia Hati Lelaki itu.
Pernah suatu kali, Ippho menyatakan, banyak peserta seminar terutama di Jawa, selalu menanyakannya soal memfungsikan otak kanan. Bisa jadi, karena itulah buku kali ini berjudul 13 Wasiat Terlarang! Dahsyat dengan Otak Kanan!.
Anda penasaran? Silakan saja cari bukunya di Gramedia ya...
at 4/14/2008 10:30:00 AM 1 comments
Labels: Buku
Kamis, Februari 14, 2008
Dari Markus untuk Provinsi Kepri
Hmm...maaf, terutama kepada Markus Gunawan, penulis buku Provinsi Kepulauan Riau. Beberapa hari lalu kami terserobok di lift Graha Pena, Batam (maaf lagi, lupa harinya). Dan saya mendapatkan buku baru karangannya tersebut. Dan maaf, baru bisa hari ini saya postingkan.
Sekarang saya sepertinya punya kewajiban, bila dikasih buku, maka sudah langsung niat untuk menuliskannya di blog. Juga bila ada nonton film baru. Hasrat menuliskannya, timbul terus. Nah, buku Markus ''baru ketemu'' lagi saat meng-upload foto ke photobucket siang ini.
Intinya, saya selaku masyarakat Kepri, berterima kasih pada Markus yang telah ''mau'' menuliskan dan membukukannya. Bagaimana awal Provinsi Kepri ini berdiri, ''secara resmi''-nya masyarakat akan tahu. Meskipun, harus kita lupakan dulu, mungkin ada isi soal ''hal-hal lain'' di balik layarnya. Yang pasti, setidaknya, buku ini bisa jadi rujukan nanti seandainya ada yang mau menuliskan skripsi tentang Provinsi Kepri dan semua hal tentang kabupaten/kota nya.
Tapi, saya salut atas keberanian Markus untuk ''bersederhana'' di buku ini. Lihatlah ketika dia berani menyebutkan tidak bisa mengunjungi Natuna karena biaya tiket pesawat yang tinggi. Tapi dia bersyukur ada internet yang bisa membantunya mencari data tentang Natuna.
Hmm...semoga, penulis seperti Markus akan terus ada. Atau minimal, Markus terus bisa berkarya untuk Provinsi Kepri. Selamat ya...
at 2/14/2008 11:21:00 AM 2 comments
Labels: Buku
Kamis, Januari 03, 2008
Buku-buku yang Minta Dibaca
Bertambah pula koleksi buku saya, setelah Candra Ibrahim menghadiahi buku perdananya Membranding Batam Menjual Kepri. Padahal banyak lagi buku yang belum sempat dibaca. Termasuk Orgasmaya, karangan Hasan Aspahani. Mau diapakan buku ini?
Ya, tentu dibaca. Saya suka membaca buku dari belakangnya. Tepatnya kulit belakang. Lalu bolak-balik sedikit ke depan. Seterusnya, jika punya waktu, saya baca sampai habis. Nah, kedua buku di atas saya lakukan begitu, kecuali yang ini, tidak saya baca sampai habis.
Mungkin saya harus punya waktu ''menganggur''. Seperti dalam perjalanan (pesawat, bus atau kapal). Tapi ya itulah, sudah jarang pula bepergian. Untuk ''pulang kampung'' ke Pekanbaru saja, sudah tak pernah lagi, kecuali kalau ada hajatan kantor. Jadi teringat bos saya, Rida K Liamsi, yang melakukan hal itu ketika bepergian. (maaf pak, novel Bulang Cahaya, juga belum sempat saya baca).
Karenanya, ketika melihat buku-buku itu tergeletak di berbagai tempat di rumah (saya tak punya rak buku), seperti ada nada sendu dari buku itu, minta dibaca. Atau juga ketika di ruangan kantor, buku-buku itu pun menatap, minta dibaca.
Apa yang salah ya, kok saya tak punya waktu? Adakah ini karena mudahnya saya mendapatkan buku tersebut? Karena gratisan, jadi malas membacanya? Ini berbeda ketika saya membeli buku Quantum Ikhlas, atau The Law Attraction, yang saya lahap sampai habis. Atau malah, buku-buku itu belum mengelupaskan daya minat baca saya?
Entahlah. Tapi di hati kecil saya, tetap ada setitik minat untuk membacanya. Mungkin saya sendiri yang perlu membuang rasa malas itu dan menepis ''semangat gratisan''. Ha..ha...
NB: Tak lama lagi, mau datang pula hadiah buku dari Ippho Santosa. Bila Candra Ibrahim dan Hasan Aspahani adalah teman segrup tempat saya bekerja, maka Ippho adalah teman berbagai info semangat berwirausaha. Jadi, harus-harus benar-benar menghilangkan ''semangat gratisan'' ya...
at 1/03/2008 10:13:00 AM 0 comments
Labels: Buku