Meski bukan orang lama di Batam, lambat laun saya makin merasakan perubahan budaya orang Batam. Bila awal saya datang tahun 2000, jarang sekali yang mengadakan pesta pernikahan, sekarang malah banyak. Utamanya, di tahun 2008 ini. Tapi, tetap saja belum bisa mengalahkan banyaknya pesta khitan atau akikah.
Yang paling banyak pesta pernikahan di Desember ini. Baik teman satu grup, juga dapat undangan dari tetangga di Tiban. Tapi sebelum itu, lebih banyak undangan akikah dan khitan. Baik yang menggelar tenda di depan rumahnya, maupun yang cukup diawali doa bersama dalam rumah. Baik yang pakai hiburan keyboard -- biasanya pakai tenda, maupun tidak.
Bagi saya, yang pesta khitan dan akikah termasuk unik. Karena, rasanya kebanyakan pestanya sama meriah, atau bahkan lebih meriah dari pesta pernikahan. Keyboardnya beraksi dari pagi hingga malam. Undangannya pun banyak.
Ya, mungkin karena di Batam banyak pasangan muda, jadi belum begitu banyak mereka menikahkan anaknya. Sedangkan yang menikah sekarang ini, kebanyakan memang sudah merantau ke sini tanpa orang tua. Dan bisa jadi, tak lagi mengadakan pesta nikah di kampung seperti teman-temannya, karena biaya pulang kampung pun sudah mahal pula.
Hmmm...tapi yang paling berkesan bagi saya adalah, jika tetangga mengadakan pesta, baik pernikahan, khitan atau akikah, biasanya kami dapat kiriman lauk pauk yang banyak. Maklum, istri saya sering menjadi panitia masak atau penyambut tamu. Tapi meskipun sesekali saya juga jadi penyambut tamu, bukan berarti bertambah banyak pula lauk dikirim ke rumah...he..he...
Namun di akhir tahun ini, saya dan istri rasaya harus berbagi untuk mendatangi undangan. Tersebab, jadwalnya pun berbenturan dengan acara anak-anak yang lagi liburan. hm...
Jumat, Desember 26, 2008
Banyak Libur, Banyak Undangan
Labels: Pribadi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar