Saya sangat jauh dari pertemanan orang-orang birokrat, meski orang tua pegawai negeri ‘’paling setia’’ di Kantor Gubernur Riau, Pekanbaru. Sejak kecil saya memantau, ada saja pekerjaan kantor dibawa ayah pulang dan dikerjakan hingga saya terlelap menunggu. Atau ketika saya sudah jadi reporter, pulang dinihari ke rumah, belia juga setia dengan PR-nya dan menjadi mudah baginya untuk membukakan pintu bagi saya.
Artinya, hanya ayah seoranglah jadi ‘’teman’’ birokrat yang saya kenal. Pegawai rendahan lagi. Tapi saya tetap bangga, karena apapun yang akan dibaca Gubernur Riau -- mulai dari Arifin Ahmad hingga Saleh Djasit – ayah memilihnya. Tentu saja ‘’isi kepala’’ gubernur bisa saya ketahui, karena ayah mengemasnya dalam kliping yang sangat rapi.
Memori tentang ‘’perjuangan setia’’ tersebut, terkuak lagi kini. Tersebab, saya bisa seharian rapat di Kantor Gubernur Provinsi Kepri di Sekupang, Batam. Bukanlah saya jadi orang birokrat, melainkan ada PR yang diberikan Penjabat Gubernur Kepri Ismeth Abdullah sejak 31 Desember 2004 untuk saya dan lima teman-teman independen lainnya. Kami ditugasi menjadi perekrut calon anggota Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID).
‘’Ini baru berubah. Dah dkt dg pejabat.’’ SMS semacam ini saya terima sering belakangan ini. Teman yang kirim, tahu betul saya seperti apa sejak memulai karir jurnalistik di Pekanbaru. Nara sumber saya, paling-paling pemain atau pelatih bola. ‘’Ada terkait pilkada, asyik berlama-lama di ktr gub?’’ Ehem…
Ini memang bunyi yang bisa menandakan diam, juga bisa perut berbunyi mempertegas rasa lapar. Dah mendekati cara kerja birokrat, itulah yang didapat. Kami berenam harus faham dengan segala ‘’keprihatinan’’ yang diembel-embeli pula oleh ‘’pengkambinghitaman’’ pada institusi lain. ‘’Belum ketuk palu, jadi anggaran kita susah direalisasikan.’’ Hal semacam ini, jadi sering kami dengar, saat tiba makan siang atau makan malam.
Untunglah saya punya abang yang pernah jadi pembimbing meniti karir, kini sudah jadi anggota DPRD Provinsi Kepri. Saya deskriptifkanlah, apa yang dialami tentang belum ketuk palu yang mempengaruhi ‘’kampung tengah’’. Jawaban dari si abang, memang membuat perut ini makin keroncongan, karena harus bersabar.
‘’Masalah dana honor krisis, saya minta mrk selesaikan itu dulu.’’ Saya terima SMS ini dari salah seorang anggota tim independen di perekrutan KPID, 12 April 2005 08:31 WIB. Pertanda lagi, kesabaran harus berbuah perjuangan. Sebagai salah satu yang termuda dalam tim, saya pun harus ikutan.
***
‘’Wawancara Asman oke.’’ Yang ini, justru buah dari perjuangan penuh kesabaran hingga bisa beralih atau memainkan kedua-duanya, pengusaha yang birokrat atau birokrat yang pengusaha. Entah mungkin orang banyak membantah apakah seorang anggota dewan juga birokrat, yang pasti mereka sama kompak untuk mengetuk palu atau tidak mengenai anggaran.
Tapi bicara Asman Abnur yang mantan wakil wali kota Batam dan telah jadi anggota DPR-RI, lalu terpilih pula sebagai Bendahara Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN), cocoklah dengan SMS ini. ‘’Ada tak ide, bisa bantu dana untuk PS Batam?’’
Anda yang tak hobi bola, bolehlah diterangkan. PS Batam merupakan induk organisasi sepak bola di Batam yang dibawah naungan KONI Batam. Dan organisasi ini pernah dipimpin Asman sebagai ketua umum. Asman pun pernah bercita-cita akan membawa pemain asing untuk memeriahkan sepakbola di kota industri ini. Nyatanya, jangankan pemain asing, posisi ketua umum Asman saja hingga kini dibiarkannya kosong dan PR bagi mereka yang kini ditinggalkan.
Mimpi saya – ada tim sepak bola hebat di Batam -- jadi PR beku, yang lama menemukan pemimpin berani. Berani memanfaatkan palu birokrasinya untuk memecahkan mimpi rakyat menjadi nyata. Tapi saya hanya mengingatkan ini melalui SMS kiriman Alquran seluler, 14 April 2005 pukul 14.00 WIB: ‘’Ibnu Umar ra: Sabda Nabi: Ketahuilah! Kamu semua adalah pemimpin dan kamu semua akan diminta pertanggungjawaban thd yang dipimpinnya.’’ Nah!*** ***(ade adran syahlan, saran dan kritik SMS ke 0811777697 atau email aderiau@yahoo.com)
pernah diterbitkan di Batam Pos, klik www.harianbatampos.com
Selasa, Juli 05, 2005
Ketuk Palu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar