Selasa, Mei 27, 2008

Semuanya Jadi Orang Marketing


Pagi tadi saya dapat pelajaran marketing berharga. Tak sekedar teori dari buku, atau majalah marketing yang saya langgani. Tapi isu buku dan majalah itu saya temui di Bank BNI, Gedung SPC, Batam Center.

Benar-benar seluruh karyawan dijadikan orang marketing. Mulai dari Satpam hingga karyawan lainnya. Saat buka pintu, Satpam langsung bertanya, saya jawab mau buka rekening baru. Lalu disuruhnya saya duduk di ruang antri, tapi kemudian diberikannya formulir isian. ''Wah, kok tak langsung ke meja CS.'' Pikiran saya begitu. Di konter CS, cuma ada satu tamu dilayani, sedangkan di kursi antri, tak ada yang lain, saya saja.

Ternyata, sebelum selesai semua isian, Satpam itu (maaf, tak sempat saya lihat badge namanya), lalu menyuruh saya ke meja CS. Wah...wah, ini maksudnya. Supaya saya jangan kelamaan nunggu, dan dalam penungguan, juga bisa mengangsur isi formulir.

Saat di CS, baru makin tahu saya, cepat pelayanannya. Tadi sempat ngutuk di hati juga, payah juga isi formulirnya nih. Banyak tanya, dan ada empat lembar lagi. Saat di CS, petugasnya, ini namanya sempat saya lihat badge-nya, Erwin, langsung memandu, yang mana diisi dan tidak.

Malah keramahannya pun jadi panjang. Sehingga saya bisa tanya, bagaimana cara bagus menabung atau investasi di tengah situasi jelang krisis ini. Pak Erwin, memilihkan saya tiga pilihan setelah diuraikan beberapa hal. Tiga itu, satu beli dolar Singapura, beli emas, atau bisnis rental mobil.

Saat saya tanya soal dinar Irak. ''Pak Ade kan tak buru-buru ke kantor kan?'' katanya. Saya yang malah balik bertanya,''He..he.., bapak punya waktu tak berlama-lama saya di sini.'' Pak Erwin melirik ke belakang punggung saya. ''Belum ada nasabah lain,'' katanya.

Berlanjutlah. Hingga saat membereskan agar bisa SMS Banking dan Internet Banking pun dipandu hingga ke ATM. Bahkan malah saya sempat salah pencet, ketika ganti PIN. Juga terbantu. Dan sebelum pulang, ilmu marketing yang ''bertujuan'' datang. ''Pak Ade di Posmetro permanen? Sudah punya kartu kredit BNI?''

Ha...ha..., saya sebutkan kartu kredit saya sudah terlalu banyak. Tapi jumlahnya empat tak saya sampaikan. ''Okelah, nanti kalau perlu hubungi saja saya. Ini saya tulis nomor telepon...''

Inilah ujung dari marketing itu, ''nembak'' prospek. Dan saya pernah baca di majalah marketing, bahwa BNI menetapkan bahwa seluruh karyawannya ''berhak'' jadi orang marketing dan bisa dapat komisi, bila mampu merekrut nasabah untuk memiliki kartu kredit. Dan saya sudah menemukan itu, pagi tadi.

Tapi, apakah jika saya sebutkan jabatan saya, Pak Erwin, akan melayani saya seperti seorang nasabah yang paling berpotensial? Ataukah, dia segan karena saya orang koran? Ini percakapan saya saat ditanya jabatan.

''Bapak di Posmetro di bagian apa? Wartawan?''
''Tidak pak. Saya di divisi usahanya''
(Pak Erwin langsung menuliskan di komputernya ''divisi usaha''. Juga dia lirik formulir yang saya isi, juga tertulis ''divisi usaha'')


Nah, Anda bisa menyimpulkan sendiri ya...apakah dia benar-benar bertindak marketing bukan karena saya siapa-siapa atau karena saya siapa-siapa. Wah, pusing juga kalimat ini ya...maaf...

Selengkapnya...

Senin, Mei 26, 2008

Belajar dengan Anak SMP



Hmm...saya ''tanggung'' malu ini. Belajar bikin blog yang oke, dengan anak yang masih duduk di bangku SMP. Namanya Adam Pahlevi Baihaqi. Sayang, hingga saat ini, saya belum bisa chating dengan dia.


Meskipun demikian, blognya selalu menampilkan hal-hal yang penting bagi saya. Utamanya, soal beberapa menu di blogspot.com yang lagi saya pelajari. Karena itu, ketika apa yang ada di blognya dibukukan, hmm...saya membelinya. Dan kebetulan Sabtu (24/5) lalu saya menggebu membelinya, karena buku tersebut tanpa sampul plastik, hingga saya bisa baca dulu isinya.

Isinya bikin pening kepala, kalau tidak dibaca di depan komputer yang online. Karena kita bisa langsung praktek. Kalau tidak..., ya, udah ya, silakan Anda baca saja jika berminat.

Selengkapnya...

Rabu, Mei 21, 2008

Maaf, Saya Harus Konsentrasi Dulu ke Blog English

Hmm...terkesan nyombong judul di atas. Tapi memang itulah kenyataannya. Saya lagi konsentrasi postingan pada blog milik saya yang berbahasa Inggris. Pasalnya, Mbah Google, sudah tak komporomi lagi dengan blog bahasa Indonesia. Jadi, komisi saya pun merosot jauh.

Apa saja blog bahasa Inggris saya itu? He..he..., malu saya paparkan di sini. Tapi mungkin satu dua orang sudah tahu, yakni blog bola. Karena blog bola itu, tampil di sebuah situs ternama dari Batam. Ada foto saya lagi (ha..ha..ha...). Blog yang lain, malu, karena pas-pasan English-nya.

Biarlah blog itu dibaca orang Eropa dan Amerika sana dengan ''agak'' mengernyitkan dahi. Tapi akan tetap dia mengerti maksudnya kok. Tapi jika dibaca oleh orang Indonesia, maka takut saya, nanti menambah dosa, karena orang itu, akan mencemooh blog tersebut. Hooo....

Sudah ya, ini pun postingan, memenuhi kewajiban dari Mbah Google saja. Semoga dia menepati janji, bahwa blog yang rutin posting, akan tinggi nilai Page Rank-nya. He...he..he...

Selengkapnya...

Senin, Mei 19, 2008

Pintarnya Timezone Membaca Pelanggannya



Hari minggu atau hari yang bertepatan dengan liburan nasional alias tanggal merah, akan menambah tugas baru saya. Mengantar dua gadis kecil saya, ke Timezone. Betapa tidak, tempat permainan itu makin dekat saja dengan rumah. Bisa ke sana, naik motor, tanpa helm pula dan tak perlu takut dirazia, karena masih di kawasan komplek rumah.

Maka, datanglah kami bertiga sore kemarin. Sudah dua kali datang, dua kali gagal, karena Timezone di Star Trade Center (alias STC Mall) di Sekupang itu, masih belum opening. Tapi kemarin, malah, sudah terlewat tiga hari dari openingnya. Wow, yang datang ke sana membludak.

Sayang, saya dan anak saya kecewa. Karena ternyata, Timezone di sini, alat permainannya pakai koin semua. Tak ada yang pakai gesek. Sehingga, bagi kami tidak efisien, yang memiliki kartu dan masih ada saldo saat isi di konter lain. ''Karena jauh dari kota, makanya di sini lebih cocok pakai koin mas. Sudah perintah dari pusat,'' ucap karyawan laki-laki, saat saya tanya.

Hmm...kadang tersingggung juga, jika Tiban atau kawasan Sekupang, sering disebut jauh dari kota. Tapi tak apalah, toh kami yang bermukim di sana tetap merasa dekat ke kota, dan lebih alami lagi alamnya. Namun yang mengusik saya, ternyata memang tepat pilihan Timezone untuk berkoin di STC.

Maaf, pasarnya terlihat menengah ke bawah. Bayangkan saja, banyak orang tua terkesan baru pertama kali ke Timezone. Mereka duduk di kursi tempat bermain game, padahal dia atau anaknya tidak memainkan mesin. Bahkan, ada juga ibu yang mendudukan anaknya di mobil-mobilan, tapi justru sengaja tak memasukkan koin, karena dilihatnya, tak ada orang lain yang bermain. Sehingga jika mereka yang ada duit, alias orang tua yang tak pelit, dengan duit Rp2.500, anak-anaknya sudah bisa bermain. Karena satu koin Rp1.250. Bandingkan dengan jika pakai kartu gesek. Pilihan isinya, kan mulai Rp10.000.

Kemarin terlihat, malah banyak anak-anak yang datang sendiri, tidak ditemani orang tua. Jadi, bakal cepat dah, tingkat perputaran duit di Timezone ini. Pintar...sungguh pintar...para pimpinan Timezone...***


NB: Sebelum di STC, Timezone juga sudah buka di Sagulung Mall, Batuaji. Di kawasan ini, sering dianggap remeh oleh para marketing karena banyak tinggal karyawan pabrik. Baru merek dunia Timezone yang berani masuk ke sana. KFC, Texas atau McDonal misalnya, belum berani masuk.

Selengkapnya...

Jumat, Mei 16, 2008

Hmm...Dapat Iklan Donasi Bencana, Ada Apa?

Bagi pemain Adsense, hari ini sekitar jam 10 tadi, bisa-bisa terkejut lihat blognya. Biasanya, meskipun berbahasa Indonesia, tapi tetap dapat iklan komersil. Kali ini dapat iklan layanan masyarakat. Alias, jika pun ada yang klik, dolar tak akan tersimpan dalam data google. Ada apa?

Saya belum bisa mendapatkan jawaban yang pasti. Yang saya tahu, ternyata bukan blog saya yang berbahasa Indonesia saja yang begitu. Juga blog teman-teman lain yang pemain Adsense. Tapi syukurlah, blog bahasa Inggris milik saya, masih aman.

Hmm...emangnya tak mau berbagi tempat dengan iklan layanan masyarakat? He..he..., bukan pelit. Tapi karena sebagai pemain baru dan dolarnya pun belum pernah datang cek-nya, yang tunggu dulu dong dikasih layanan masyarakat. Apalagi, saat penasaran pula mengutak-atik, hingga terlihat iklan non komersil itu, ya, lantas terkejut.

Tapi mudah-mudahan, ini sifatnya sementara, karena besarnya bencana di Myanmar dan Cina. Semoga bukan karena mbah Google marah pada blogger Indonesia, yang siapa tahu mengklik Adsense di blognya sendiri. Hi..hi...hi...

Selengkapnya...

Rabu, Mei 14, 2008

Pesan Nasi Padang Via Chating?


Saat hujan lebat mengguyur Batam, perut pun kelaparan. Padahal jam di komputer kantor baru pukul 11. Chating pun jadi pelarian penantian nunggu jadwal istirahat. Nah, timbul ide iseng. Bagaimana kalau pesan nasi padang via chating ya? He..he..ditanggapi serius oleh teman chating yang lagi berada di Hotel 89.

''Sudah ada di jakarta saya pernah baca artikel onlinenya pak tolong dicari'' Begitu teman chat itu menjawab. Katanya McD sudah melakukan cara distribusi baru itu.

Hmm...jadi ingat juga, isi Majalah Marketing, Mei ini. Majalah itu membahas soal banyaknya jalur untuk mendistribusikan barang. Saya tak bisa jelaskan di sini ya, beli aja majalahnya.

Maaf, tak bisa diperpanjang ya postingan ini. Sudah lapar kali, mau go home aja dulu. Belum ada rumah makan padang di Batam yang bisa pesan via chating...

Selengkapnya...

Selasa, Mei 13, 2008

PIN Google Datang Lagi, Bungsu pun Nampang



Mirip sekali dengan Ucok, teman blogger yang main adsense. Kemarin sampai menerima lagi kiriman PIN Google Adsense via amplop tertutup langsung dari kantor Google di Amrik sana. Padahal, sudah datang 23 April lalu, baca ini. Dahsyatnya, yang datang kemarin dua sekaligus. Berarti tiga saya terima.

Bagaimana isi PIN-nya? Ternyata sama saja. Ya itulah, karena saat dijanjikan pertama, bakal sampai 15 April, dan jika tidak, bisa minta lagi, ya, saya minta. Tapi nyatanya, pak Pos ngantar lewat 15 April.

Yang saya khawatirkan sekarang, jangan-jangan rugi deh, datang berkali-kali PIN ini. Karena ongkos pengiriman, akan dipotong dari dolar yang kita dapatkan. Siapa yang tahu persoalan ini, ya? Maklum, belum pernah terima cek dari google, baru ''jago'' PIN doang. Ha..ha..ha...

Eh, sebelum ditutup, sory ya. Si bungsu saya ingin nampang pula dengan amplop google. Tak mau kalah dengan kakaknya yang sudah duluan nampang.

Selengkapnya...

Kamis, Mei 08, 2008

Guru-guru yang Mengabaikan Kata Depan


Terbersit ingin memposting tema ini, karena lagi mengetik soal ujian Mid Semester II anak saya yang duduk di kelas II SD (tidak sekolah favorit). Saya ketik, lalu nanti diprint, tanpa ada jawaban. Ini ajang latihan bagi dia saat menghadapi ujian naik kelas nanti. Tapi sayang, pertanyaan di kertas ujian itu masih saja mengabaikan penulisan kata depan yang benar.

Hingga postingan ini dibuat, memang saya belum menemukan dari pertanyaan dari SD anak saya yang salah kata depannya. Tapi pertanyaan dari sekolah temannya (sekolah favorit lho...!?), yang banyak salah dalam penulisan kata depan. Misalnya ini; pertanyaan nomor 13 untuk pelajaran PKn; Apabila jujur dirumah, maka kita akan disayangi.... Yang mana salahnya? Kata depan ''di'' seharusnya, di rumah. Begitu juga untuk pertanyaan no 24; Contoh sikap disiplin disekolah adalah.....Yang mana lagi? Kata depan ''di'', seharusnya di sekolah.

Jadi ingat, di masa tahun 2000 ketika saya menegur pelamar kerja untuk reporter Batam Pos (tahun itu, ini nama pertama Posmetro Batam ya. Batam Pos yang sekarang, namanya dulu Sijori Pos). Dia sarjana sastra Inggris dari lulusan universitas ternama pula -- seharusnya tentu saja jago tata bahasa Indonesia, kan?-- ternyata juga lemah, dalam penulisan kata depan itu.

Saya sempat emosi juga waktu mengetesnya. ''Masak udah sarjana, tak tahu juga cara penulisan kata depan. Kalau menunjukkan tempat, di dan ke itu dipisah!''

Ternyata bukan satu dua orang saja pelamar yang begitu. Tapi rata-rata, sama salahnya. Sehingga sangat melemahkan penilaian ke mereka. Kalau tidak karena kebutuhan, dan pertimbangan lain, bisa-bisa tak dapat reporter malah kami saat itu.

Salah siapakah ini? Jadi ingat juga acara di zaman TVRI dulu. Kata nara sumber acara itu, kalau guru-guru salah, berarti guru-guru itu tak mau menambah ilmunya. Tapi kalau kesalahan itu, justru ilmu dasarnya, maka kesalahan itu ada pada dosen-dosennya (guru-guru udah sarjana semua sekarang kan?)

Hmm...tapi saya tak mau menyalahkan siapa-siapa untuk anak saya, jika salah menulis kata depan itu. Saya sudah mengingatkan, meskipun tetap saja dia sering lupa. Sama lupa dengan rumitnya pertanyaan untuk anak kelas dua, ketika pelajaran PKn, yang selalu ditanyakan soal musyawarah dan mufakat. Apa pula itu? Nah, rasakan saja, pada Anda yang sudah punya anak duduk di kelas 2 SD. Ha...ha...

NB: Teks foto: semoga mereka ini juga belajar cara penulisan kata depan, ya...(sumber foto: www.puribahasa.net

Selengkapnya...

Selasa, Mei 06, 2008

Haruskah Bahagia Membawa Pulang Uang Hasil Ngutang?

Judul seperti di atas, terbersit begitu saja ketika lagi asyik baca blog Dian Sastrowardoyo, pengurus Koperasi Posmetro ''Pena Sejahtera'' masuk menyerahkan buku tabungan BTN Syariah. Isinya, ada Rp20 juta, utangan kredit. Haruskah saya bahagia membawanya pulang?

Sepertinya ya. Karena biasanya nyicil 2,2 juta per bulan, kini bisa jadi 1,7 juta perbulan, dan dapat kelebihan duit pula lagi 20 juta. Ya itulah, trik, mengover kredit, dari satu bank ke bank lain.

Kebetulan, Koperasi Posmetro, dapat kucuran dana Rp878 juta dari BTN Syariah. Jadi, ada sebagian anggota yang dulu semula ambil kredit dari BSM (difasilitasi oleh koperasi), ambi lagi di BTN Syariah. Yang di BSM dilunasi, jadi dapat sisa dari pelunasan itu.

Tapi tentu saja, bagi yang capek, gajinya dipotong terus, akan ''mencibir'' cara-cara begini. Namun karena kebutuhan, dan ada lagi yang mau ''dibeli'', terutama untuk mencari aset yang bermanfaat, sah-sah saja kan? Kalau saya dan istri, ada punya rencana juga, tapi tadi saat makan siang, kayaknya berubah lagi.

Teman-teman lain, ada malah yang mantap. Ada yang mau beli mobil, lalu ditambangkan. Mungkin ada juga yang mau buka usaha lain. Jadi, tak sepenuhnya mereka untuk konsumtif. Lagi pula, rata-rata mereka pintar, memanfaatkan kemudahan meminjam di koperasi (difasilitasi koperasi), ketimbang harus berurusan langsung dengan bank.

Dan kami juga menyadari, bahwa koperasi ''dahsyat'' juga. Tahun 2006, Koperasi Posmetro dapat kucuran dana Rp500 juta, kini meningkat Rp878 juta. Bahkan SHU 2007 telah bisa dibagikan ke anggota. Karenanya, saya pun menyelutuk, baru kali ini tahu benar manfaatnya koperasi setelah diberi SHU. Dulu, belajar koperasi sejak SD, tapi tak pernah prakteknya.

Kami membayangkan, Koperasi Posmetro, bisa seperti koperasi karyawan Telkom suatu saat. Sederhana saja yang kami tahu. Mobil operasional Telkom itu, sebagian besar justru dimiliki Koperasi. Sehingga malah Telkom yang menyewa ke koperasi. Kapan begitu ya...?

NB: Wah, kesorean kali dapat ide nulis ini. Udah gelap dah, bayangan matahari di balik ruang kerja saya ini....

Selengkapnya...

Sabtu, Mei 03, 2008

Richo Lolos karena Lebih Kalem?



Peserta Indonesia Idol 2008, Richo yang saya tulis sebelumnya, lolos ke 16 besar karena gaya Medannya, malam ini, justru tampil kalem. Bahkan lagu yang dibawakannya, Jogyakarta. Dia malah menyingkirkan peserta Jawa yang justru kalem, Lala, Indra dan dari Manado, Andy. Ada apa dengan Richo?

Saya aja yang penasaran kayaknya, soal gaya Medan dan kalem. Dewan juri, Indra Lesmana, Titi DJ dan Anang memang memuji Richo.




Oh ya, empat kontestan laki-laki lain yang lolos yakni Aris, itu yang suaranya mirip dengan vokalis ST12, lalu Aji, ini keren gaya R n B -nya, Patudu, yang justru diprediksi tak lolos dan satu lagi, Beto.

Maaf, ngantuk nih. Bisa jadi, postingan yang saya tulis ini, lebih duluan dari berita dari detik dan media online lain. he..he...

Selengkapnya...

Jumat, Mei 02, 2008

Berbagi Ilmu di Yahoo Answer

Maaf, bagi yang sudah tahu. Belakangan ini saya suka masuk ke Yahoo Answer. Itu semacam rubrik (kayak di koran aja), yang disediakan Yahoo untuk kita bertanya, atau malah menjawab pertanyaan orang lain.

Pertama-pertama, saya yang menjawab pertanyaan, karena niatnya, juga untuk memperkenalkan blog saya. Terutama jika yang bertanya sepakbola, maka untuk ''menduniakan'' blog bola saya. Alhamdulillah, blog itu sekarang dikunjungi lebih banyak rakyat Eropa. Ca..ile, macam kan hebat aja..

Dan kemarin malam, gantian saya bertanya. Yang saya tanyakan malah soal saya yang divonis sebagai calon penderita diabetes. Wow, jawaban yang masuk hingga siang ini sudah tiga. Uniknya, blog saya yang khusus mengisahkan kehidupan saya sebagai calon penderita diabetes itu, dikunjungi juga oleh si penjawab.

He..he.., saya menerapkan ilmu internet marketing untuk memperkenalkan blog, juga malah dapat pengetahuan soal diabetes juga. Hi..hiii...hebatnya internet ini.

Penasaran seperti apa Yahoo Answer itu bekerja, klik di sini




Selengkapnya...

Kamis, Mei 01, 2008

Terpancing Imbalo, Ketemu Rafiq Dkk, Muslim yang Haus Dakwah


Adalah Pak Imbalo yang mengajak. Dia ini suka ''memancing'' saya. Dari memanggil saya dengan ''abang'', tapi dia menyebut anak saya, cucunya, di situ saya sudah terpancing penasaran dengan berbagai ide dan aktivitasnya. Kali ini ajakan menyumbang untuk dakwah bagi warga Batam yang tinggal di pulau-pulau sekitar Batam. Lalu kemudian, malah diajak untuk keliling pulau itu hari ini.

Nah, jadilah pancingan beliau ''mengena''. Saya dan tiga orang staf di Posmetro Batam, malah lebih tepat waktu, karena belum jam 9 pagi sudah sampai di pelabuhan rakyat di Punggur. Sedangkan beliau sendiri dengan enteng menjawab,''Ini ni, ibu-ibu lambat kali. Tunggu aja di sana ya, katanya kan mau mantau sembako ke toke-toke.''

Namun memang pancingan Pak Imbalo betul-betul mengena. Saya terenyuh melihat saudara se-muslim, Ainur Rafiq yang justru bekerja di tempat pemotongan babi. Sedangkan dia sendiri, tamatan Aliyah. Dia malu mengajarkan agama Islam di pulau tempat dia berdomisi, Kubung. Padahal, hanya dia yang ''lebih'' pengetahuan agamanya, dari lima KK (kepala keluarga) yang beragama Islam di pulau itu. Selebihnya, pulau itu beragama lain, malahan sudah ada juga tempat ibadah agama lain itu.

Mau tahu kisah Ainur Rafiq itu? Simak aja blog Pak Imbalo di sini atau baca saja langsung kutipan tulisannya di bawah ini dari blog http://imbalo.wordpress.com. Oh ya, jika Anda tersentuh ''perjuangan'' Imbalo berdakwah kepada muslim yang tinggal di pulau-pulau, silakan menghubungi beliau di 0811698145

(Inilah kutipan kisah Ainur Rafiq. Teks foto: Rafiq paling kanan yang tubuhnya kecil. Dua temannya yang pakai peci, itu teman sesama muslim. Tiga temannya lagi yang muslim di pulau itu, masih melaut)

Terlihat lain dari umumnya penduduk asli suku laut yang mendiami pulau Kubung, Ainur Rafiq begitu pria 30 tahunan ini mengenalkan dirinya kepada rombongan kami yang bersilahturahmi ke pulau Kubung, Ainur Rafiq asal Bawean sudah enam tahun tinggal di pulau Kubung, pria bertubuh kecil tinggi sekitar 140 cm ini, beristerikan orang suku laut, dikaruniai dua orang anak.

Pulau Kubung tempat tinggal Ainur Rafiq masuk wilayah kelurahan Ngenang, kecamatan Nongsa Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau, di pulau Kubung tak berapa jauh dari rumah Ainur Rafiq berdiri bangungan permanen bercat biru cukup luas, bangunan itu tempat pemotongan babi, babi yang dipotong di pulau ini di ekspor ke luar negeri.

Di perusahaan pemotongan babi itulah Ainur Rafiq bekerja sebagai Satpam (penjaga), “Ada enam orang yang bekerja menjadi Satpam, sorang saya saja yang Islam.”ujar Ainur Rafiq kepada kami menjelaskan dimana dia bekerja.

Di Singapura, pemerintah disana memberi hak istimewa kepada suku boyan, tidak dimasukkan kepada suku melayu meskipun sama - sama Islam , menjadi suku tersendiri yaitu suku boyan, di Malaysia mereka menjadi suku melayu. Di Australia suku boyan lumayan banyak, mayoritas muslim yang tinggal di Ausi adalah suku boyan dari Indonesia, disana mereka mempunyai komunitas dan mengembangkan Islam.

Suku Boyan terkenal taat kepada agamanya yaitu Islam, menurut pengakuan Ainur Rafiq, ia tak berani mengajarkan mengaji Quran di pulau Kubung , disamping takut dipecat dari pekerjaannya dan tak enak kepada kawan-kawan sesama pekerja yang bukan muslim, dia takut dibilang sok pandai. Ada rasa gamang dari nada suaranya, padahal menurut keterangan Ainur Rafiq yang tammat dari Aliyah di Sangkapura Pulau Bawean sana dapat menjadi Imam dan Khatib shalat Jumat.

Di dalam rumah Ainur Rafiq yang sederhana, rumah panggung dibibir pantai terdapat satu unit Generator Listrik yang masih baru, belum terpasang, Genset itu rencana untuk penerangan di malam hari, Genset itu dibeli dari hasil tabungan selama bekerja menjadi Satpan di rumah pemotongan babi dan juga dari hasil menangkap hasil laut diseputaran pulau Kubung tempat tinggal Ainur rafiq beserta keluarganya. Di dalam rumah itu pun ada seperangkat VCD dan ada TV , dari segi materi sepertinya Ainur Rafiq tak mengalami kendala

Di Pulau Kubung terdapat 6 KK yang beragama Islam, tak ada Mushalla disana , tetapi Gereja cukup besar , ada sekolah SD Negeri kelas jauh, disitu ada sebuah rumah cukup besar bernama “Pondok Anugerah”, dibangun oleh orang Korea seperti panti untuk orang non muslim atau tempat bermain , beberapa anak muslim disekolahkan oleh orang Korea tadi di Batam, itulah yang merisaukan hati Ainur Rafiq dan Dormat orang asli pulau Kubung yang sudah Muslim sejak puluhan tahun lalu.

Terlihat seorang anak lelaki kecil usia 2 tahun bernama Lintang berlari-lari, ibunya telah meninggal dunia, Bapaknya bekerja di Batam, Lintang dititipkan kepada saudara Bapaknya yang lain agama, menurut Dormat kakak Lintang disekolahkan oleh orang Korea, dengar kabar dah di baptis jelas Dormat kepada kami sambil berjalan diatas pelantar mengantarkan kami menuju boat yang memang kami sewa untuk berkeliling di enam pulau seputaran kelurahan Ngenang yang sedang giat-giatnya digarap misionaris.

Ustaz-ustaz malas datang kemari, kalau guru mereka rutin datang ujar Dormat. Tak benar seperti yang disangkakan oleh Drs Kudri Syam, Kakandepag Batam ini mengatakan orang suku laut materialistis, terbiasa dimanjakan oleh misionaris yang selalu membawa barang bantuan.

Kami butuh ustaz untuk menambah pengetahuan kami tentang Islam ujar Dormat, kami tak tergiur untuk menukar keyakinan dengan bantuan material jelasnya lagi. Hal ini diamini oleh Ainur Rafiq yang terlihat agak tertekan, Insya Allah saya boleh menjadi guru agama disini bahkan untuk menjadi khatibpun saya boleh ujar Ainur Rafiq berkali-kali tetapi terlihat kesan takut diwajahnya.

Ada apa gerangan……………. (Imbalo Iman Sakti)


NB: Kalau tulisan asli saya tentang penjelajahan ke pulau-pulau itu, nantikan saja ya...Masih capek. Jam 9.45 WIB menjelajah ke Pulau Kubung, Air Mas dan Ngenang, lalu balik ke Punggur pukul 14.30 WIB dan sampai ke kantor 15.00 WIB, lalu ngetik postingan ini. he...he...(ade adran syahlan)

Selengkapnya...