Senin, Juli 31, 2006

Debaran Pertama Lagi

Hari ini saya berdebar lagi. Meski niat yang direalisasikan sama dengan 6 November 2005 lalu, tapi hari ini, 31 Juli 2006, lain rasa debarannya. Dulu, saya berada di Kisaran, liburan Lebaran. Kini, niat itu ada di dekat saya, Batam, tapi saya sendiri tetap memantaunya dengan SMS. Berdebar.


Tak nak saya sebutkan apa niatan yang direalisasikan itu. Saya singkat saja PRH. Kelak, suatu saat saya buka juga. PRH jadi harapan baru dari niat-niat entrepreneur saya. Makin jadi tergugah lagi, karena seorang Himawan Mashuri, bos JTV menyampaikan kepada kami peserta rapat Jawa Pos Grup, 22 Juli lalu,''kita beruntung di grup ini, diajarkan jiwa entrepreneur.''


Hari ini debaran itu, mungkin tak seperti kisah mereka yang sekarang sudah sukses. Debaran itu, saya simpan sendiri dalam ruangan lantai 8. Saya tuliskan di sini pun, hanya untuk memperkecilnya. Harapannya, suatu saat, saya baca lagi, saya tahu sejarah PRH.

Nah...

Selengkapnya...

Selasa, Juli 18, 2006

Kesunyian di Pagi Hari

Sudah dua hari ini sejak 17 Juli 2006, pada pukul 07.30 hingga 08.00 WIB saya sunyi sendirian di rumah. Si sulung sudah berangkat ke sekolah. Ibunya ngantar, eh, si bungsu pun ikut. Padahal, biasanya saat masih TK, berangkat sama dengan saya, atau sendiri, si sulung jalan kaki mulai pukul 08.00 WIB itu.
Photobucket - Video and Image Hosting

Ya, ini hari-hari pertama sekolah dengan ''naik tingkat'', SD, membuat sulung saya bisa bangun pagi lebih cepat. Biasanya, jam 7, eh sekarang jam 6 sudah bangun sendiri. Dulu, eh saya yang harus membolak-balik tubuhnya yang sudah mencapai berat 30 kg tapi baru 5 Juli lalu berusia 6 tahun.

''Adek mau sekolah juga. Adek langsung SD.'' Eh, si bungsu nyelutuk. Dua hari ini, dia menyiapkan keperluannya juga. Tas yang dibelikan neneknya, diisinya juga dengan buku, roti dan air. Bukunya, buku cerita barbie.

''Kakak boleh pergi dengan Kak Dibi aja?'' Yang sulung nyelutuk. Ibunya menggelengkan kepala. ''Beberapa hari ini, ibu yang ngantar dahulu,'' katanya.

Kak Dibi itu tetangga depan rumah yang sudah duduk di kelas lima. Anak saya memfavoritkan dia. Hingga dia pun ingin ke sekolah sekarang ini, SD 002 Sekupang yang hanya berjarak sekitar 250 meter dari rumah kami.

Tepat pukul 07.15 WIB mereka berangkat, saya tak mendengar atau terlibat langsung dengan keriuhan menyiapkan anak sekolah itu lagi. Jadilah menunggu mobil jemputan ke kantor hingga pukul 08.00. Hanya 15 menit saya merasa masih
''enjoi'' memindah-mindahkan chanel tv atau mandi. Pas 7.30 hingga 08.00 itu saya merasa sunyi. Mobil-mobil yang banyak di depan rumah pun, tak bersiliweran lagi. Seandainya, anak-anak makin besar akan lebih terasa sunyi? ***

Selengkapnya...